Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Kamis, 19 April 2012

Mendidik Anak Dengan Hypnoparenting

BAGIAN PERTAMA
KONSEP DASAR HYPNOPARENTING

Manusi adilahirkan dengan perasaan mampu segalanya. Perasaan mampu itu ditunjukkan dengan keberanian melakukan sesuatu. Perhatikan tingkah laku bayi berusia 8-9 bulan ke atas ketika ia baru mulai duduk dan mencoba untuk menirukan orang-orang dewasa disekitarnya. Dia akan mengeksplorasi dunianya dengan penuh keberanian walaupun tubuhnya belum siap untuk itu. Karena di kepalanya ia belum memiliki konsep bahwa ia tidak mampu.

Dia akan terus bersemangat mencoba melakukan segala hal baru denga antusias dan tekun. Bahkan semua dihadapidengan totalitas, penuh semangat, tawa dan airmata. Namun keberaniannya lambat laun mulai memudar seirama dengan pesan-pesan ketidakmampuan yang diterima dari lingkungannya. Sang bayi hampir setiap hari mulai dikenalkan kata-kata “jangan”, “tidak boleh” atau “tidak biasa”. Bahkan biasanya dalam satu hari anak mendapatkan 40 kata “jangan” atau “tidak” untuk mengiringi 1 kata “YA”. Disinilah kemudian sang bayi mulai meragukan potensi dirinya.

Coba kit perhatikan Firman Allah dalam surat At Tiin ayat 4 yang artinya “Sesungguhnya telah Kami Ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Jadi di sini jelas bahwa manusia secara potensi adalah baik, namun ayat ini juga yang secara tidak sadar sering disngsikan. Kalau sudah baik kenapa anakku tidak sepintar si A, si B atau si C, dan beberapa penyesalan akan potensi diri anak yang kurang maksimal. Penyangkalan ini bermula dari perkembangan anak yang tidak sesuai dengan yang diharapkan orang tua, walaupun sebenarnya itu semua adalah produk dari orang tua.

Jika semua punya potensi yang sama, apa yang sebetulnya membedakan antara orang satu dengan lainnya?
Untuk mempermudah menjelaskannya saya ajak Anda untuk membayangkan analogi diri kita sebagai seperangkat komputer atau lebih tepatnya komputer hayati. Kenapa harus komputer, yah karena saya melihat penjelasan ini akan lebih mudah, sebab saya juga yakin saati ini semua orang sudah pernah mengenal komputer sehingga akan lebih familiar.
Saat kita dilahirkan, secara hardware atau perangkat keras yang kita miliki kurang lebih sama. Hardware komputer hayati adalah otak. Kita semua tahu bahwa setiapbayi yang terlahir, memiliki 1 trilliun (1.000.000.000.000) neuron yang menyusun otak, sekitar 100 milyar sel otak aktif dan 900 milyar sel otak pendukung. Dan Tuhan Maha Adil dan Maha Penyayang. Semua anak manusia dibekali dengan jumlah sel otak yang sama. Tidak ada diskon dan tidak ada bonus. Jadi hardware komputer hayati adalah otak kita.
Sebagai perbandingan, seekor lebah yang bisa membangun dan mempertahankan sarang madu, memperhitungkan jarak, mengumpulkan cairan bunga, menghasilkan madu, punya pasangan, memberikan perhatian kepada anaknya dan berkomunikasi dengan lebah lain hanya punya 7.000 neuron. Hal ini mengindikasikan bahwa kita punya kekuatan otak yang sangat besar. Sesungguhnya kita punya banyak neuron, kalaupun Anda punya beberapa juta lebih sedikit daripada orang lain, itu tidak akan membuat perbedaan sama sekali.
Oke, kita sudah ketahui bahwa hardware manusia cenderung sama. Yang membuat perbedaan hanyalah installasi program atau software yang ditanamkan dalam komputer. Dalam komputer hayati software-nya adalah pikiran dan perasaan. Semua program dalam komputer hayati tersimpan dalam hardisk yaitu gudang informasi bawah sadar, disinilah tempat rekaman informasi yang pernah dialami manusia.
Anda tidak perlu khawatir, sebab kita dibekalidengan hardisk yang sangat besar kapasitasnya. Majalah Scientific American, edisi November 2005, memuat satu artikel mengenai hasil penelitian terkinimengenai kapasitas otak dalam menyimpan informasi. Untuk bisa mengisi penuh hardisk otak maka kita harus belajar satu hal baru setiap detik selama 30 juta tahun. Benar, Anda tidak salah baca, selama 30 juta tahun.
Samapai disini kita akan mengetahui bahwa, dengan hardware dan kapasitas hardisk yang sama, tentunya tinggal program apa yang kita install dalam diri kita. Kecanggihan software yang terpasang sangat menentukan prestasi yang dicapai seseorang. Ibaratnya, jika kita menggunakan program WS release 7.0 (Word Star) dan MS Word 2010, hasilnya pastinya akan berbeda. Mengapa? Karena Ms Word jauh lebih canggih dari pada WS.
Semestinya kita harus rajin melakukan upgrade terhadap software hayati yang kita miliki dengan yang lebih baik dan lebih canggih. Namun kenyataanya kita lebih suka dengan software lama yang sudah kompatibel dengan diri kita, bahkan yang lebih parah lagi kita tidak melengkapi software kita dengan program anti virus. Padahal jika ada satu virus saja dalam software akan membuat kerjanya semakin lambat dan mudah hang. Program apapun akan berusaha untuk disabotase agar tidak berjalan maksimal.
Suatu hal yang menyedihkan kita lebih suka melakukan install program yang negatif kepada anak-anak kita. “Mana mungkin saya melakukan install program negatif kepada anak saya”, “ saya selalu melakukan program positif”. Oke, Anda dapat tarik nafas sejenak tahan dan lepaskan …… baik kalau sudah rileks mari kita bermain-main sejenak.
Kita memang ingin anak kita sukses, anak kita pintar, namun kadangkita salah dalam memberikan spontan reware, yang akhirnya membentuk satu program dalam diri anak kita. Baik Anda dapat dengan jujur menjawab pertanyaan ini. Oke, dibandingkan orang sukses dan tidak sukses mana yang lebih banyak. Baik, jika jawaban Anda adalah orang yang tidak sukses lebih banyak, ini adalah jawaban umum yang saya dengar dari beberapa peserta pelatihan parenting pada umumnya.
Lalu mengapa bisa demikian? Anda tidak perlu penasaran. Dalam beberapa pelatihan maupun kegiatan parenting saya biasanya memberikan suatu pertanyaan susulan agar Anda tidak penasaran dan pertanyaan itu saat ini saya berikan kepada Anda untuk dijawab dengan baik. Pertanyaannya sangat sederhana, di bawah ini ada gambar kotak, tugas Anda hanya menentukan kotak mana yang paling besar. Oke, tentukan pilihan Anda sekarang !

Oke, kotak mana yang Anda pilih? Anda yakin dengan jawaban itu? Baik semua orang ternyata setuju bahwa kotak yang paling besar adalah kotak B. Seberapa besar keyakinan Anda? Baik jika Anda juga menetapkan 100%. Pertanyaan berikutnya adalah di bawah ini ada gambar kotak, tugas Anda hanya menentukan kotak mana yang paling besar. Oke, tentukan pilihan Anda sekarang !

Oke, kotak mana yang Anda pilih? Anda yakin dengan jawaban itu? Sekali lagi, jika jawaban Anda adalah C, Anda memiliki jawaban yang sama dengan orang pada umumnya. Kenapa Ana sekarang memilih C padahal semua memilih B bahkan dengan kyakinan 100%? Apakah Anda juga akan protes seperti peserta workshop atau seminar parenting dan mengatakan tadi tidak ada C dan opsinya hanya 2. Baiklah Anda masih punya satu pertanyaan yang harus dijawab untuk pertanyaan terakhir ini renungkan dengan baik jawaban Anda. Tugas Anda sama yaitu hanya menentukan kotak mana yang paling besar. Oke, tentukan pilihan Anda sekarang !

Oke, kotak mana yang Anda pilih? Apakah Anda juga sudah mulai ragu dengan jawaban Anda dan juga sudah mulai protes karena belum Anda kotak yang lain, untuk sementara saatini jawabannya adalah D, tapi jangan-jangan nanti ada kotak lain yang lebih besar. Benar, berarti Anda sudah mulai paham dengan apa yang akan saya maksud dengan kesalahan spontan reward yang selalu kita dapatkan dari orang tua, guru maupun lingkungan.
Spontan reware merupakan respon spontan yang kita berikan kepada anak-anak saat dia mampu melakukan sesuatu. Anak-anak senantiasa dibandingkan dengan objek di luar dirinya dan biasanya yang lebih baik dari keadaan anak. Mari kita tilik perjalanan hidup kita kebelakang, saat kita kecil dan belum bisa membaca, maka orang sekitar kita mengatakan lihat itu si A sudah lancar membaca. Maka saat itu kita berusaha untuk bisa membaca. Saat kita sudah berupaya secara maksimal dan elah mampu membaca, apakah upaya tersebut mendapatkan pengakuan?
Oh ternyata tidak, saat kita bisa membaca, maka yang dilihat adalah si B yang sudah bisa matematika. Kita sudah tidak istimewa lagi karena bisa membaca sebab ada si B yang bisa matematika, tetapi karena saat kecil kita benar-benar seorang pejuang sejati, maka ketinggalan tersebut berusaha untuk segera di atasi dan berhasil. BERHASIL? APAKAH BERHASIL? Menurut kita saat itu sudah berhasil, tapi spontan reward yang kita peroleh apa? Lihat si C bahasa Inggrisnya sudah lancar, si D baru kerja 2 tahun sudah bisa beli rumah dan bla bla bla …… sekian banyak pembanding yang tadinya belum muncul akan senantiasa muncul saat kesuksesan diperoleh. Akhirnya kita melihat bahwa sukses itu sulit, pintar itu sulit semua serba sulit, dan itulah program yang telah terinstall dalam diri kita maupun anak-anak kita.
Tanpa sadar kita telah membuat program gagal dalam diri anak-anak. “Lho tapi semua itu saya lakukan untuk memotivasi anak saya agar berhasil”, mungkin Anda juga akan melakukan pembelaan yang sama. Saat pertama, anak mungkin termotivasi, namun setelah sekian lama mencoba dan berhasil tetapi tetap gagal karena dihadapkan pembanding baru. Anak mulai berpikir “ iya … betul juga mama (papa, atau siapapun figur otoritas yang mengucapkan) aku memang anak yang ………”.
Saat anak sudah membuat pencitraan pada dirinya, maka program itu sudah terinstall secara sempurna. Aku memang anak yang ……… Pencitraan anak tidak berjalan begitu saja, tetapi biasanya karena proses pengulangan, adanya “pelabelan” dengan intensitas emosi yang tinggi dari figur otoritas ataupun dari proses modeling pada kelompok yang diidentifikasi. Jika yang terinstall adalah program negatif, maka potensi anak tidak akan berkembang secara optimal.
Suatu program yang salah akan senantiasa meyabotase usaha seseorang untuk sukses, program inilah yang kemudaian membuat penjara mental dan membuat perlindungan yang sangat nyaman agar kita tidak usah berubah dengan sejuta alasan. Saat ada kesempatan untuk sukses, yang SMA bilang, bagaimana bisa sukses dia kan Sarjana, yang sarjana juga bilang bagaimana saya bisa berhasil, dia kan Pascasarjana. Yang pascasarjana juga tidak percaya diri dan bilang dia kan Doktor, yang doktor bilang dia kan Doktor Lulusan Luar Negeri pembanding-pembanding itu senantiasa muncul saat seseorang akan melangkah, sebab memang seperti itu program yang sudah terlanjur terinstall.
Sebelum saya bahas cara mengatasinya. Jika Anda tidak keberatan saya akan memperkenalkan dengan guru kehidupan saya yang sangat konsisten. Guru kehidupan saya tersebut adalah tukang jahit. Benar Anda tidak salah membaca dia adalah tukang jahit. Anda tentunya bertanya-tanya apa istimewanya tukang jahit sehingga harus jadi guru kehidupan buat saya dan Anda jika berkenan. Hal ini saya tuliskan bukan karena ibu saya dulunya seorang tukang jahit dan kakak saya saat ini jug amenjalani profesi tersebut.
Baik inilah keistimewaan tukang jahit yang perlu kita teladani. Tukang jahit adalah orang yang paling konsisten dalam melihat perubahan seseorang dan tukang jahit adalah orang yang tidak percaya dengan data yang lama. Anda tentunya pernah datang ke tukang jahit untuk membuat baju, celana, kebaya dan lain sebagainya. Jika Anda punya langganan tukang jahit, apa yang dilakukan tukang jahit sebelum membuat baju Anda? Dia selalu menanyakan desainnya seperti apa, kemudian selalu mengukur ulang diri kita.
Hanya itu saja, tidakada istimewa? Anda salah jika mengatakan itu hal yang biasa, itu justru hal yang sangat luar biasa. Penjahit tidak pernah membuat pembanding dengan orang lain, maksudnya saat saya sedang dijahitkan baju, ukuran yang dipakai ya badan saya saat ini, bukan badan Anda atau ukuran kakak, teman atau saudara yang lain. Nah bagaimana jika kebiasaan ini kita terapkan untuk menjawab pertanyaan kotak-kotak di atas. Artinya bahwa kita membuat perbandingan dengan diri kita sendiri.
Biar tidak membingungkan, saya buat sebuah ilustrasi yang paling sering kita hadapi dalam kehidupan ini dan contoh yang paling mudah adalah pada anak-anak. Saat anak-anak baru bisa membaca maka yang dibuat pembanding adalah kemampuannya sebelum bisa membaca “Pinter sekarang kamu sudah bisa membaca, tidak terasa usaha keras kamu telah berhasil. Kamu harus bangga, sebab kemarin kan masih belum lancar”. Dan saat anak telah bisa matematika spontan reward yang diberikan juga harus spesifik “Pinter sekarang kamu sudah lancar berhitungnya, kamu harus bangga karena kemarin baru bisa membaca”.
Apa efek yang dirasakan oleh anak? Pertama, anak merasa bangga dengan dirinya dan merasa bahwa dirinya mampu mengatasi permasalahannya, bahkan kepercayaan diri anak inilah yang akan membuat Operating System komputer hayati anak selalu ter-upgrade dengan versi terbaru. Kepercayaan diri anak akan membentuk konsep diri, dan konsep diri anak merupakan pondasi awal bagi kesuksesan anak-anak.
Manfaat kedua Anda telah membiasakan memasukkan program positif kepada anak-anak, Anda telah mebuat suatu anchor (jangkar) yang sangat penting dalam kehidupannya. Suatu anchor yang akan memandu kehidupan di masa depan bahwa sukses itu sebenarnya mudah. Pengalaman sukses ini sangat penting sebab sukses-sukses berikutnya hanya tinggal memperlebar bidang sukses yang pernah diraih. Untuk pembahasan anchor akan diuraikan pada bagian lain artikel ini.
Baik setelah kita bermain sejenak, saatny kita ukur potensi anak Anda. Lakukan dengan penuh kejujuran sebab ini untuk masa depan anak Anda tercinta. Ingat untuk mengerjakan ini semua Anda hanya diberi waktu tidak lebih dari 10 menit. Anda boleh memulai dari mana terlebih dahulu. Ingat kelebihan dan kekurangan yang ada bukan secara fisik.

Apa kelebihan anak Anda ? Apa kekurangan anak Anda?

Baik, Anda sudah mencurahkan seluruh kemampuan untuk mendeteksi potensi yang ada dalam diri anak Anda. Pertanyaannya sekarang adalah :
• Apakah dalam waktu tersebut cukup untuk menuliskan seluruhnya?
• Mana yang lebih mudah Anda isikan kelebihan atau kekurangannya?
• Mana yang lebih banyak Anda isikan kelebihan atau kekurangannya?
• Apakah Anda menyelesaikan kelebihannya dulu baru berpindah pada kekurangannya ataukah justru Anda mengerjakan kekurangannya atau dengan cara bergantian?
Jawaban yang Anda buat atas pertanyaan di atas, menghantarkan Anda pada program yang sering Anda install dalam diri anak-anak. Jika waktu yang diberikan tidak cukup berarti Anda masih belum mengenal sepenuhnya anak Anda. Jika Anda lebih mudah membuat yang negatif maka Anda lebih suka menanamkan konsep diri yang negatif kepada anak-anak. Dan jika mampu menyelesaikan kelebihannya dulu secara tuntas. Saya sangat salut pada Anda, sebab sebagian besar orang tua biasanya hanya mampu menuliskan kelebihan anaknya sebanyak lima buah dengan sepuluh kekurangan.
Kembali ke…… pokok bahasan bahwa orang tua lebih banyak melakukan installasi program negatif pada anaknya. Program negatif yang sudah terlanjur jadi seperti suka membantah, sulit makan, penakut, kurang percaya diri akan senantiasa dibawa anak sampai dengan sengaja benar-benar diperbaiki.
Diperbaiki? Yah… benar ini adalah kabar baiknya bahwa program yang sudah terlanjur tertanam di pikiran bawah sadar anak masih bisa diperbaiki. Karena program-program salah tersebut berada di pikiran bawah sadar. Menurut Charles Tebbets, ada lima cara untuk bisa melewati filter informasi masuk ke dalam pikiran bawah sadar. Memahami hal ini akan membantu tugas-tugas kita sebagai orang tua dan guru :
1. Pengulangan/repetisi
Segala sesuatu yang dilakukan secara konsisten atau berulang akhirnya akan masuk ke pikiran bawah sadar dan menjadi kebiasaan. Contohnya seorang anak yang selalu dikatakan “bodoh” atau “tidak bisa” atau “selalu tidak teliti” oleh orang di sekitarnya membuat anak ini akhirnya percaya bahwa ia benar-benar bodoh dan tidak teliti. Selanjutnya, pikirannya akan memerintahkan seluruh mekanisme tubuh guna mewujudkan hal itu. Jadi ia bodoh, bukan karena tidak punya kapasitas untuk pintar namun lebih karena didikte oleh program “bodoh” yang telah ter-install dalam pikirannya.

2. Identifikasi kelompok/keluarga
Kita hidup dalam keluarga yang memiliki latar belakang budaya tertentu. Kita akan mengikuti keibasaan yang ada dalam keluarga, kelompok gang atau masyarakat. Kebiasaan ini adalah program yang akhirnya kita terima secara bawah sadar. Contohnya, cara berbicara, cara sembahyang, cara makan, cara berpakaian, cara menerima sesuatu, termasuk cara berpikir. Jika kita dibesarkan di benua lain apakah mungkin kita akan berpikir dan bersikap seperti sekarang? Jawabannya belum tentu.

3. Ide yang disampaikan oleh figur yang dipandang memiliki otoritas
Apa yang disampaikan oleh seseorang yang dipAndang memiliki otoritas, seorang pakar, seorang yang kita hormati dan kagumi, akan dapat dengan mudah diterima oleh pikiran bawah sadar. Secara tidak sadar kita langsung membenarkan apa yang diucapkan,apalagi jika yang diucapkan masuk akal bagi kita. Contohnya adalah kata-kata seorang dokter, sedangkan bagi anak-anak figur yang dipAndang memiliki otoritas adalah orang tua dan guru.

4. Emosi yang intens
Peristiwa yang disertai dengan muatan emosi yang intens, baik ituemosi positif maupun emosi negatif akan sangat membekas dalam pikiran bawah sadar. Contohnya adalah phobia dan trauma atau bahkan saat anak dapat raport dengan nilai yang tidak diharapkan orang tua (harus masuk 10 besar), kemudian marah dengan intensitas emosi yang kuat dan mengatakan “Dasar anak bodoh”.

5. Hipnosis
Hipnosis menjangkau pikiran bawah sadar dengan teknik komunikasi yang mampu melewati pikiran sadar. Dengan teknik komunikasi yang khas, kita bisa melewati pikiran sadar dengan cara menonaktifkan sesaat pikiran sadar untuk langsung berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar. Saat pikiran sadar non aktif atau lebih tepat disebut pasif, kekuatan sugesti bisa menjadi sembilan kali leibh kuat dibandingkan dengan situasi biasa. Bahkan hipnosis memungkinkan kita meng-install program barudan meng-uninstall program negatif dengan cepat dan efektif tanpa gangguan pikiran sadar yang biasa mengajukan sebagai pertanyaan dan alasan.

Dari kelima teknik menjangkau pikiran bawah sadar, hipnosis adalah cara yang paling cepat dan efektif untuk bisa masuk ke dalam pikiran bawah sadar. Hal ini disebabkan karena dengan hipnosis kita mampu mem-by pass atau melewati pikiran sadar dan langsung berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar, melakukan sugesti sesuai dengan yang diharapakan. Kondisi ini akan membuat perubahan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efektif. Karena keefektifan hipnosis ini, artikel ini menawarkan teknik mengasuhan anak dengan pendekatan hipnosis.

ARE YOU READY………
Baik jika Anda sudah siap mari kita bermain sejenak. Ambil selembar kertas, baik tuliskan nama Anda lengkap beserta tempat tanggal lahir Anda. Oke, Anda telah melakukan dengan baik. Sekarang pindahkan alat tulis Anda pada tangan satunya (yang tidak biasa dipakai menulis). Baik sekarang tulislah kembali nama Anda lengkap beserta tempat tanggal lahir Anda (gunakan tangan yang berbeda dari tugas pertama). Ups…… bagaimana Anda merasakan, sulit, lebih tidak beraturan, ok…… terserah pendapat Anda.
Itulah yang dirasakan anak-anak kita saat belajar hal baru, butuh dukungan dan penguatan. Demikian juga saat Anda belajar hypnoparenting akan banyak hal baru diluar kebiasaan,tetapi Anda harus siap untuk berlatih dan berubah deni anak Anda. Saat ini mungkin sulit,karena otak kita belum punya interkoneksinya. Tetapi saya yakin, saat Anda mencoba yang kedua, ketiga ada kenikmatan karena perubahan tersebut langsung dirasakan. SALAM RILEKS……

PENGERTIAN HYPNOPARENTING

Sebelum membahas pengertian hypnoparenting, terlebih dahulu perlu ada persamaan persepsi tentang apa itu hipnosis. Baik, saya akan bertanya apakan Anda pernah merasakan dihipnosis? Tidak pernah, mungkin itu jawaban Anda secara spontan. Oke apapun jawaban Anda tidakmasalah, sekarang saya bertanya lagi apakah Anda pernah melakukan hipnosis? Tentu saja tidak pernah. Yah jawaban-jawaban itu terkadang disebabkan karena sikap apriori kita terhadap hipnosis.
Hipnosis masih dianggap seseuatu yang berhimpitan dengan dunia mistik, berbau magis, supranatural atau adanya anggapan bahwa orang yang bisa dihipnosis hanya orang bodoh, hipnosis dapat menyebabkan lupa ingatan dan sebagainya. Baik, mari kita cek jawaban Anda. Benarkah Anda tidak pernah dihipnosis.
Pernahkah Anda menonton sinetron sehingga terhanyut sampai ikut menangis ketika tokoh idola Anda dianiaya? Atau Anda asyik membaca artikel hingga tidak mendengar ketika dipanggil teman? Atau Anda asyik main game atau SMS hinga lupa waktu? Yah… kalau itu pernah.nah jika Anda pernah merasakannya, berarti Anda sudah pernah merasakan dihipnosis.
Kondiisi terhipnosis (trance) adalah fenomena yang normal dan alami dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa disadari, semua orang sering mengalami trance, misalnya saat sedang menonton film yang menarik, menyetir mobil, membaca buku, bekerja di depan komputer dan lain-lain.
Baik jika Anda merasa tidak pernah melakukan hipnosis, saya akan mencoba memberi sebuah contoh. Contoh yang negatif seperti ini. Misalnya Anda, sebagai orang tua dan figur yang dipAndang memiliki otoritas, saat mengetahui bahwa anak Anda nilai ujiannya jauh di bawah harapan Anda, bekata “Dasar anak goblok. Kamu selalu dapat nilai jelek. Dari dulu sampai sekarang nilaimu nggak pernah bagus. Heran ya… kok ada anak goblok seperti kamu?”
Apa yang Anda lakukan pada anak Anda adalah satu bentuk hipnosis yang sangat dahsyat. Hipnosis yang Anda lakukan mampu menembus langsung ke pikiran bawah sadar anak, melalui gerbang pikiran bawah sadar yang saat itu terbuka lebar akibat perasaan takut mendapat nilai jelek dan akan sangat efektif. Mengapa efektif? Karena kalimat yang Anda “pilih” sungguh merupakan affirmasi yang sangat ampuh. Coba Anda perhatikan kembali kalimat di atas. Khususnya kata-kata yang saya garis bawahi. Dan itulah yang terinstall dalam diri anak-anak.
Jadi pada prinsipnya kita sering mengalami kondisi hipnosis karena hipnosis sebenarnya adalah fenomena alami, dan kita sebagai orang tua atau guru juga sering melakukan hipnosis, karena orang tua ataupun guru adalah figur otoritas sehingga apa yang diucapkan dapat diterima langsung oleh pikiran bawah sadar anak.
Baiklah sekarang saatnya kita membahas pengertia hypnoparenting. Hypnoparenting terdiri dari 2 kata dasar yaitu hipnoss dan parenting. Marilah kita bahas satu persatu secara singkat sehingga makna dari hypnoparenting dapat dimengerti dengan benar. Hipnosis di Indonesia masih dianggap sebagai satu hal yang dipenuhi misteri. Masih banyak yang beranggapan bahwa hipnosis melibatkan kuasa kegelapan atau suatu bentuk praktek supranatural. Oleh karena itu tidak sedikit juga orang yang percaya bahwa hal yang berbau hipnosis harus dijauhi atau dihindari.
Ada juga yang berpendapat bahwa subjek yang dihipnosis tidak bisa mengontrol pikirannya sendiri dan dalam kondisi yang sepenuhnya tidak sadar atau bahkan ada juga yang mengatakan bahwa kalau sering dihipnosis akan lupa ingatan dan mudah dipengaruhi oleh orang lain atau bahkan mudah dimasuki “roh halus”. Baiklah sekarang kita akan membahasnya.
Pertama kali yang perlu diketahui adalah di dunia ini terdapat dua aliran besar hipnosis yaitu aliran Timur dan Barat. Pada aliran Timur memang banyak dijumpai hal-hal yang bersifat mistis atau “magis”. Sedangkan pada aliran Barat dipengaruhi oleh teori-teori mengenai pikiran dan struktur bahasa. Hipnosis yang akan diulas di sini menganut aliran Barat. Jadi semuanya berdasarka penelitian ilmiah dari para pakar yang berasal dari dunia kedokteran dan psikologi.
Sekali lagi fenomena hipnosis kita alami setiap hari. Pernahkah Anda melihat film yang mengharukan hingga menangis? Anda larut dalam film itu sehingga seakan-akan menjadi sesuatu yang nyata. Itulah hipnosis. Contoh lainnya adalah bayangkan sebuah jeruk lemon yang sangat segar di depan Anda. Bayangkan jeruk tersebut dibelah jadi 2 bagian dan kemudian dikucurkan ke dalam mulut. Bagaimana reaksi tubuh Anda? Adakah pengaruhnya? Apakah air liur Anda menjadi lebih encer? Jika Anda perhatikan jeruknya kan tidak ada, hanya imajinasi saja bukan? Tetapi mengapa tubuh kita bereaksi dengan cara yang sama ketika jeruknya benar-benar ada? Itulah hipnosis. Otak kita menangkap gambaran mental dari jeruk lemon. Dan ketika kita melakukannya dengan penuh perasaan dan konsentrasi maka otak menganggap hal itu adalah suatu kenyataan dan memerintahkan tubuh untuk beraksi dengan cara yang sama saat kita dulu berhadapan dengan jeruk lemon yang sesungguhnya.
Satu syarat penting yang harus ada di sini adalah bahwa Anda harus pernah punya pengalaman dengan jeruk lemon dulu sebelumnya sehingga bisa membayangkan dengan detail. Jika Anda belum pernah melihat jeruk emon sebelumnya maka sugesti di atas tadi tidak akan berhasil.
Tidak ada hal berunsur “magis” atau “mistis” bukan? Untuk memahami fenomena jeruk lemon di atas maka kita harus mengerti cara kerja pikiran. Apa maksudnya? Maksudnya kita harus mengerti bagaimana pikiran memproses stimulasi dari luar (dalam hal ini berupa kata-kata) menjadi suatu gambaran mental berdasarkan informasi yang sudah ada di memori pikiran sebelumnya. Dengan pemahman di atas maka kita sekarang akan menyadari bahwa semua proses pemasukan informasi ke dalam pikiran adalah suatu proses hipnosis.
Nah sekarang apa itu Parenting? Parenting adalah segala sesuatu yang berurusan dengan tugas-tugas orang tua dalam mendidik danmembesarkan anak. Tugas kita sebagai orang tua dalam mendidik dan membesarkan anak sebenarnya sangat berat dan penuh liku-liku tantangan. Sayangnya kita hanya berbekal pengalaman sebagai seorang anak yang dulunya dididik dan dibesarkan oleh orang tua kita. Sebagian besar pola asuh dan pola didik orang tua kepada kita akhirnya mewarnai tugas kita sebagai orang tua. Kita memperlakukan anak kita sebagaimana orang tua memperlakukan kita dulunya. Seharusnya kita harus memperlakukan anak sebagaimana kita dulu ingin diperlakukan oleh orang tua ktia. Dengan begitu kita bertindak atas dasar perasaan seorang anak. Bukan atas dasar perasaan kita sebagai orang tua. Karena apa yang kita anggap baik belum tentu seperti yang diinginkan oleh anak kita secara pasti. Dengan kata lain kita bertindak atas dasar persepsi kita sendiri bukan dari persepsi seorang anak.
Oleh karena itu dengan hypnoparenting kita berusaha mempetakan danmebuat sistemasi atas segala hal yang berhubungan dengan tugas kita sebagai orang tua ditinjau dari sudut pAndang cara kerja pikiran dan pengaruhnya terhadap masa depan seorang anak. Mengapa kita meninjaunya dari sudut pAndang cara kerja pikiran? Karena segala sesuatu berakar dari pikiran. Manusia, anak-anak sampai dewasa, melakukan segala sesuatu karena punya pikiran.segala hal tentang teori pertumbuhan dan perkembangan anak tak akan berhasil jika kita gagal memahami cara kerja pikiran. Satu hal sederhana? Mengapa seorang bayi belajar berjalan? Karena ia melihat semua orang dewasa di sekitarnya berjalan tegak dengan kedua kakinya. Bukan karena umurnya memang mengijinkan dia untuk berjalan. Jika selama 5 tahun pertama hidupnya byai hanya melihat orang di sekitarnya merangkak maka ia pasti akan merangkak juga. Tidak akan pernah berjalan tegak. Inilah mekanisme hipnosis ang paling sederhana. Kita telah mempengaruhi seorang bayi dengan contoh nyata bahwa suatu hari ia akan berjalan juga sebagaimana kita orang dewasa. Hal ini ditangkap oleh otak bawah sadarnya dan diproses sampai suatu saat si bayi itu mulai mencoba untuk berdiri tegak dan berjalan. Tetapi karena tulangnya belum kuat maka ia akan terjatuh. Tetapi karena kita sugesti, “Ayo coba lagi. Berdiri lagi sayang kamu pasti bisa” maka ia akhirnya bisa berjalan. Bayangkan apa yang akan terjadi jika sugestinya, “Alaaa percuma kamu tdak akan bisa. Sudahlah duduk aja tidak usah berdiri atau berjalan”, apakah si bayi akan bisa berjalan? Tentu tidak.
Itulah gambaran singkat tentang definisi dari hypnoparenting. Dalam bagian ini saya akan berusaha membahas tentang masalah parenting terlebih dahulu, baru kemudian masalah hipnosis. Untuk penerapan hipnosis secara detail akan di bahas pada bagian kedua.

ARE YOU READY………
Baik jika Anda sudah siap mari kita bermain sejenak. Kita mengenang masa anak-anak kita saat ini saya ingin mengajak Anda untuk menyanyi. Lakukan dengan penuh semangat. Oke kita coba dengan menyanyi balonku ada lima. Oke mari kita mulai 1… 2… 3… “Balonku ada lima, rupa-rupa warnanya”. Cukup, kalau begitu kurang seru cobalah menyanyikan dengan merubah semua vokal dengan “o”. oke mari kita mulai 1… 2… 3… “Bolonko odo lomo, ropo……” lanjutkan sampai akhir.
Lagu di atas hanya pemanasan, jika Anda lakukan dengan semangat dan benar maka lagu kedua akan lebih menarik lagi. Anda hafal lagu “Bintang Kecil”, saya yakin kita semua pernah kecil dan pernah menyanyikannya dengan merubah semua kata di akhir kalimat diganti “monyet”. Oke, contohnya “Bintang monyet, dilangit yang monyet”. Saya yakin Anda bisa dan mampu menyanyikan sampai akhir. Oke, mari kita mulai 1… 2… 3… “Bintang Monyet……” lanjutkan !
Ups… mengapa Anda berhenti menyanyi, kenapa tidak sampaiakhir. Yah… peserta workshop atau seminar biasanya hanya mampu menyanyikan lagu ini sampai bait “Aku monyet”… kemudian saling berhadapan dan tertawa tanpa mau melanjutkan. Kejadian ini juga sering kita hadapi, tiba-tiba kita berhenti dan terperangah melihat anak kita tidak sesuai yang diharapkan. Dan reaksi spontan Anda inilah yang menentukan program Anak selanjutnya.

MASALAH PARENTING
Parenting adalah proses interaksi berkelanjutan antara orang tua dan anak-anak mereka yang meliputi aktivitas-aktivitas berikut : memberi makan (nourishing), memberi petunjuk (guiding), dan melindungi (protecting) anak-anak ketika mereka bertumbuh. Aktivitas-aktivitas parenting biasanya tejadi dalam lingkungan keluarga, namun parenting tidak terbatas hanya pada mereka yang melahirkan anak. Tanggung jawab parenting juga dilakukan oleh pihak-pihak lain dalam masyarakat, seperti para guru di sekolah, pembantu rumah tangga, perawat bayi (baby sitter), dan baahkan teman-teman si anak, serta media masa (TV, surat kabar dan majalah). Kendati demikian, orang tua adalah pihak yang paling bertanggung jawab dalam mengasihi dan memperhatikan anak-ank serta menolong mereka bertumbuh.
Namun kenyataanya, banyak dari orang tua yang tidak menyiapkan diri secara khusus menjadi orang tua dengan ilmu-ilmu pengasuhan anak(parenting). Walaupun saya dan almarhum istri saya tidak mempersiapkan diri secara khusus, setidaknya berbekal sama-sama sarjana psikologi setidaknyakami memiliki dasar ilmunya dan tinggal hanya penerapan saja. Baiklah, kembali ke…… persoalan kita. Masalah parenting ini sangat penting sebab sejatinya tanggung jawab anak ada pada orang tua.
Hal ini jelas dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim yang menyatakan “Setiap bayi terlahir dalam kondisi fitrah, dan kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia Yahudi,Kristen atau Majusi”. Hadits tersebut menunjukkan bahwa orang tua sebenarnya adalah Master of Hypnotis bagi anak-anaknya, sebab di tangan orang tuanyalah sebenarnya anak bisa berwujud, pintar, nakal, penakut, pencemas, kurang percaya diri dan sebagainya. Inilah pentingnya parenting bagi orang tua dan guru.
Kini, marikita bertanya lagi pada diri sendiri. Adakah kita sudah menguasai ilmu parenting (baik melalui workshop ataupun seminar) sebelum anak-anak kita lahir? Atau, tepatnya sebelum kita menikah? Coba diingat sekali lagi. Apakah kita juga membuat prioritas untuk menguasai ilmu parenting sebelum kita menikah? Jika Anda menjawab YA, syukurlah… saya turut bangga. Berarti Anda termsuk orang tua berkepeduian tinggi terhadap persiapan generasi masa depan. Namun, kalau Anda menjawab TIDAK/BELUM, tentu bisa saya sindir, Anda termasuk orang tua yang “BONEK” alias bondo nekat. Berani mempunyai anak, tanpa lebih dulu berbekal ilmu pengasuhan.
Anak pertama kita telah menjadi “kelinci percobaan” untuk latihan menjadi orang tua. Kata salah satu iklan, “untukanak kok coba-coba……”. Orang tua bonek seperti inilah yang kadang sering “bermasaslah” dengan anak-anak mereka. Meski demikian, takusah terlalu resah. Saya tetap slut karena Anda kini berani belajar kembali ilmu menjadi orang tua, meskipun anak-anak sudah terlanjur lahir bertahun-tahun yang lalu Anda kini termasuk orang tua pebelajar.

Jadi, menjadi orang tua itu benar-benar perlu ilmu? Tentu dong. Tanpa penguasaan ilmu, tanpa disadari, orang tua atau guru berpeluang untuk terjerembab pada cara-cara pengasuhan yang keliru. Ini bisa berdampak buruk pada anak. Tanpa sengaja, orang tua juga bisa tergelincir pada pola asuh yang gagap cinta. Seperti apa contoh perilaku keliru tanpa disadari itu?
Nah, marilah kita sekarang melanjutkan petualangan kita sebagai orang tua. Terlebih dulu, mari kita tengok ke belakang untuk melihat sejenak perasaan-perasaan kita, saat menjalani masa kanak-kanak bersama orang tua. Bagaimanakah rasanya? Berhentilah sejenak untuk bernostalgia …
Apakah pengalaman-pengalaman itu terasa begitu menyenangkan? Apakah Anda merasa begitu bahagia? Atau ada goresan-goresan kepedihan yang mengendap? Hmm… apapun perasaan itu, yang jelas perasaan itulah yang tersimpan dalam memori bawah sadar kita. Dan, bawah sdar itulah yang kini tanpa Anda sadari ikut berperan dalam pola pengasuhan anak Anda sekarang ini. Begitu pula dengan kekhawatiran-kekhawatiran Anda sebagai orang tua. Kondisi ini banyak pula yang dipengaruhi perasaan-perasaan kita yang terekam kuat dalam alam bawah sadar kita.

Syukurlah Anda sudah berhasilmeraba perasaan khawatir Anda terhadap sang buah hati. Perasaan itulah yang mendorong Anda melakukan segala daya dan upaya untuk memastikan agar kekhawatiran itu tidak terjadi. Anda begitu mencintai anak-anak yang dianugerahkan kepada kita. Ya, kini kita mendapatkan dua kata kunci, yakni khawatir dan cinta. Atas nama cinta yang luar biasa kepada anak, kita berusaha sekuat tenaga agar kekhawatiran itu tak menjadi kenyataan. Saya mencoba menebak, sekaligus merangkum kekhawatiran Anda, bahwa Anda tidak rela bila anak Anda mengalami “hal-hal buram” yang terjadi pada masa kanak-kanak Anda.
• Kalau Anda dulu tak mendapat pendidikan agama yang cukup, kini Anda ingin agar anak Anda bisa lebih baik dalamhal religiusitas.
• Kalau Anda dulu “sengsara” karena keterbatasan finansia, Anda akan berharap anak Anda tak akan mengalami masa-masa kesulitan seperti itu.
• Kalau Anda mendapatkan pengasuhan yang terlalu keras dan Anda merasa tergores karenanya, kini diam-diam Anda memperlakukan anak Anda lebih lunak.
Pendek kata, ada kecenderunan orang tua menggunakan pendekatan “perbedaan dengan masa lalu”. Harus terjadi perbaikan derajat kehidupan bagi anak-anak kita. Dan kita pun berjuang keras agar hal itu terjadi. Namun, ada juga orang tua yang berkecenderungan lain. Kalau pada masa kanak-kanak dulu dia mendapatkan pengasuhan keras dan ketat , kini hal serupa diberlakukan kepada anak-anak mereka. Dalihnya, “dulu ayah dan ibumu juga dididik oleh kakek-nenekmu seperti ini”. Dalam bahasa sederhana, orang tua akan mengulang kembali prinsip-prinsip pengasuhan yang mereka alami tempo dulu.
So, dapat ditarik suatu kecenderungan bahwa ada dua pola orang tua dalam mendidik anak-anak mereka. Pertama, dengan cara mengulang gaya pendidikan yang pernah didapatkan pada masa kanak-kanak. Kedua, melakukan hal sebaliknya agar masa kanak-kanak mereka tak terulang pada anak-anak mereka. Inilah yang saya sebut sebagai pola pengasuhan “balas dendam” terselubung. Jika pola pengasuhan tersebut terus berulang dari generasi ke generasi, maka kita akan berputar-putar saja dalam hal pengasuhan anak.
Karena itu, saya menganjurkan agarkita, sebagai orang tua dan guru, mulai berpikir ulang dengan sungguh-sungguh tentang pola pengasuhan. Seperti apa pengasuhan yang tepat bagi anak-anak kita agar terhindar dari pola yang berulang. Berhentilah untuk memendam pada pola asuh yang kita dapatkan dari orang tua atau guru-guru kita tempo dulu. Yakinlah, bahwa apapun yang telah terjadi pada kita, atas perilaku orang tua dan guru-guru kita, sejatinya adalah pengasuhan terbaik yang mereka tahu saat itu.
Andai saja orang tua kita mendapatkan pelatihan-pelatihan memadai, tentu hal-hal yang terasa menggores itu tak akan terjadi. Sungguh, tak ada orang tua yang secara sadar bercita-cita agar anaknya sengsara. Sekali lagi, mari memaafkan masa lalu. Dan , mari mencari pola terbaik dalam mengasuh anak-anak kita berbasis ilmu pendidikan (parenting) bukan semata berbasis pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak kita.
Tariklah nafas sebentar tahan, yah keluarkan, tarik nafas Anda sejenak tahan dalam hitungan kelima silahkan dikeluarkan 1… 2… 3… 4… 5… yah lepaskan. Sekarang pejamkan mata sejenak, sambil mengucap syukur atas karunia Allah berupa kelahiran anak-anak kita… rasakan kebahagiaan itu dalam hati Anda. Siapakah Anda sekarang menjadi orang tua yang hebat.
ARE YOU READY………
Jika Anda sudah siap menjadi orang tua hebat, ikuti saya! Genggamkan tangan Anda taruh di atas dada Anda. Katakan dengan penuh semangat dengan mengangkat tangan Anda “Saya orang tua hebat!”. Bagus lakukan dengan lebih semangat sebanyak tiga kali. Ingat lakukan dengan intensitas emosi yang kuat, karena intensitas emosi Anda akan mampu menembus masuk dalam pikiran bawah sadar Anda. Ulangi sekali lagi, bagus…… saat mengucapkan “Saya orang tua hebat!” jika ada air mata yang ingin keluar, biarkan mengalir. Semakin intens akan direspon semakin bagus oleh pikiran bawah sadar. Yakinlah Anda memang orang yang hebat untuk anak-anak dan pasangan Anda.
Anda tidak usah merasa sebagai orang bodoh dengan melakukan hal ini. Ini adalah edukasi untuk pikiran bawah sadar Anda. Di depan telah dijelaskan bahwa cara mencapai pikiran bawah sadar adalah dengan repetisi atau pengulangan, intensitas emosi yang kuat dan kelompok referensi. Latihan di atas menggabungkan ketiga cara yang sudah diterangkan. Jadi nikmati saja setiap latihan yang ada, nikmati prosesnya. Lakukan sekali lagi, katakan penuh semangat dengan mengangkat tangan Anda “Saya orang tua hebat!” yah bagus, lakukan tiga kali. Baiklah mulai hari ini dan seterusnya ijinkan diri Anda secara sadar berproses menjadi orang tua yang hebat, ijinkan mulai hari ini dan seterusnya Anda berproses menjadi orang tua yang hebat, mulai hari ini dan seterusnya ijinkan diri Anda berproses menjadi orang tua yang hebat. Sebab memang Anda adalah orang tua hebat. Katakan sekali lagi dengan mengisi tiitk-titik yang ada dengan nama Anda ……. Orang tua yang ebat, ……. Orang tua yang disayanganak, ……. Disayang …… (sebutkan pasangan Anda). Sering-sering lakukan latihan ini menjelang tidur. Selamat berproses menjadi orang tua Hebat. SALAM RILEKS……

BAGAIMANA KONSEP DIRI ITU TERBENTUK
Aku adlaah anak yang …………………………………………………… coba tebak. Kalimat apa yang akan digunakan anak Anda untuk melengkapi titik-titik di atas? Apakah ia akan mengisi dengan kata-kata positif atau sebaliknya? Kalimat lanjutan yang ditulis anak Anda itulah yang menggambarkan konsep dirinya. Konsep diri adalah kunci pembuka harta karun potensi. Konsep diri merupakan pondasi utama kebehasilan proses pembelajaran. Di depan sudah dijelaskan bahwa konsep diri adalah Operating System Komputer hayati.
Apapun jenis komputernya, mau menggunakan CPU Pentium 4, Dual Core, Core 2 Duo, kalau Operating Systemnya tidak kompatibel atau tidak mendukung, bisa dipastikan kecepatan CPU tersebut tidak bisa maksimal. Adanya anak yang tidak bisa mendapatkan nilai bagus pada pelajaran matematika, bukan karena ia bodoh matematika, tetapi lebih disebabkan Operating System yang dimiliki tidak kompatibel dengan pelajaran matematika.
Mengapa bisa tidak kompatibel? Salah satunya karena install program yang salah pada pelajaran matematika. Install program ini bisa diciptakan oleh orang uta yang senantiasa memarahi anak karena tidak bisa dapat nilai bagus dalam matematika, diperkuat lagi dengan sikap guru yang kurang mendukung dirinya, sehingga anak benar-benar merasa bahwa dirinya adalah BODOH dalam matematika. Dua figur otoritas dan dilakukan berulang apalagi diikuti dengan intensitas emosi yang tinggi, sudah bisa dipastikan… SIMSALAMBIM…… wahai anakku jadilah kau Bodoh dalam Matematika.
Begini saja. Saya akan mencoba menggambarkan konsep diri melalui sebuah cerita, agar lebih mudah dipahami.
Alkisah, ada seorang petani yang menemukan telur burung rajawali. Sang petani berniat menetaskan telur itu, namun sulit menemukan induk rajawali yang bisa dekat dengan kehidupan manusia. Singkatnya, telur rajawali itu kemudian “dititipkan” pada seekor ayam yang sedang mengerami telurnya. Saat menetas, anak rajawali itu mendapati dirinya berada dengan induk ayam dan saudara-saudara anak yam kecil yang lain. Anak rajawali tu, dalam kehdupan sehari-hari merasa diri sebagai anak ayam. Induk ayam pun memperlakukananak titipan itu sama dengan pola asuhannya pada anak-anak kandungnya. Wahasil, suatu ketika ada seekor rajawali yang sedang terbang melayang-layang di udara untuk mencari mangsa. Semua ayam kelabakan bersembunyi, termasuk anak rajawal itu. Di dalam semak-semak sang anak rajawali itu bergumam, “Hmm… betap gagahnya burung itu, bisa terbang tinggidan menjangkau wilayah lebih luas…” seiring berjalan waktu, anak rajawali itu pun tumbuh besar, namun ia tetap hidup dengan pola perilaku ayam sampai ia mati.
Nah, kira-kira begitulah konsep diri it. Bisa jadi,seoranganak terlahir dengan kapasitas otak yang cerdas. Namun, karena konsep dirinya negatif, ia justru tidak tumbuh menjadi anak yang berprestasi.
Mari kita kaji lagi sebuah hadits yang artinya “Setiap bayi terlahir dalam kondisi fitrah dan kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Kristen atau Majusi”. Saat anak terlahir, kita analogikan dengan sebuah meja yang belum memiliki kaki. Saat anak bertumbuh, kejadian-kejadian, pengalaman kehidupan melalui interaksi dengan orang tua, keluarga dan lingkungan akan memberikan kaki pada meja tersebut, entah kaki kurang percaya diri, pemalu, penakut dan sebgainya. Seberapa kokoh kaki meja, dipengaruhi tiga hal :
1. Siapa yang memasang kaki tersebut; orang yang dipAndang memiliki otoritas akan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kuat tidakna kaki yang terpasang. Siapakah orang yang mempunyai otoritas menurut anak? Pertama, orang tua dan setelah itu guru.
2. Seberapa kuat intensitas yang timbul saat itu; jika anak sedang sedih atau malu, lalu kita memberikan kaki pendukung meja konsep diri, misalnya dengan mengatakan “Dasar anak goblok, gitu aja tidak bisa” maka kaki negatif ini akan sangat kokoh. Demikian pula sebaliknya, jika kita memasang kaki positif.
3. Repetisis/pengulangan; seberapa sering kejadian itu dialami oleh anak, semakin sering, semakin kuat kaki yang terpasang.
Begitu konsep diri terbentuk. Tidak peduli baik atau buruk, konsep diri akan beroperasi pada level bawah sadar dan akan sulit mengubahnya. Kesulitan terbesar tidak terletak pada masalah konsep diri bisa atau tidak. Bisa ditingkatkan atau tidak. Tetapi, titik tekannya lebih pada kenyataan bahwa mayoritas anak tidak menyadari dan mengerti mengenai konsep diri. Menurut mereka “ya memang beginilah saya…”. Memang banyak juga pAndangan mengenai konsep diri yang salah. Ada yang mengatakan bahwa konsep diri itu terbawa saat kita lahir. Konsep diri merupakan keturunan. Dengan demikian, kalau seorang anak lahir dari keluarga miskin, pasti anak itu juga akan gagal secara finansial. Benarkah demikian? Untuk meluruskan pAndangan itu, simaklah baik-baik penjelasan di bawah ini, bahwa konsep diri itu :
• Diperoleh melalui proses pembelajaran bukan faktor keturunan
• Diperkuat melalui pengalaman hidup yang dialami setiap hari
• Dapat berubah secara drastis
• Mempengaruhi semua proses berpikir dan perilaku
• Mempengaruhi proses pembelajaran dan prestasi
• Dapat dibangun dan dikembangkan dengan mengganti sistem kepercayaan yang merugikan, mengganti self talk negatif dengan yang positif
• Bila konsep diri yang buruk ini terdapat dalam diri seorang guru atau orang tua, maka ini akan sampai pada murid atau anak baik melalui komunikasi sadar atau komunikasi bawah sadar.
Jelas bahwa konsep diri itu terbentuk melalui proses, bukan faktor turunan atau bawaan. Bayi lahir tanpa adanya konsep diri. Konsep diri terbentuk sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangannya melalui interaksi dengan orang tua dan lingkungan sekitarnya. Untuk itu, menjadi sangat tepat jika dikatakan, orang tua merupakan pendidik yang pertama dan utama. Sebab, orang tuanyalah yang menanamkan “pola-pola awal” konsep diri anak. Nah, jika demikian adanya, bukanakh merupakanhal yang sangat penting jika orang tua lebih dulu “melek” ilmu parenting sebelum ia terjun langsung mengurus anak-anaknya?
Kata-kata yang sering didengar anak adalah kata-kata orang tua. Kata-kata itu akan berpengaruh pada sistem mental anak(konsep diri). Karena itu, sebagai orang tua kita harus lebih selektif dalam berkomentar pada anak-anak. Berushalah dengan tulus untuk lebihmelihat sisi positif dan tidak terlalu pelit dalam memuji. Sebab, kata-kata orang tua akan turut berpengaruh pada pembentukan konsep diri anak. Itu pula sebabnya orang jawa sering mengatakan bahwa “omongane wong tuo iku mandi” (perkataan orang tua itu bertuah). Kok bisa? Ya karena perkataan/komentar orang tua berpengaruh pada pAndangan anak tentang dirinya sendiri.
Anak akan mudah percaya jika orang tuanya yang berkomentar tentang dirinya. Nah, bayangkan jika kita berkomentar bahwa anak kita bodoh dan nakal. Kemudian, anak kita mempercayai dan meyakini dirinya memang bodoh dan nakal. Apa yang akan terjadi? Berprestasikah anak itu disekolah? Semangat belajarnya apa bisa berapi-api kalau setiap membuka buku, otak bawah sadarnya bilang “sudahlah ga usah berjuang keras, kan kamu memang dasarnya anak bodoh”.
Konsep diri ini memang seperti program komputer yang hanya merespon perintah-perintah yang kompatibel dengan program yang ditanam. Jika tak kompatibel, komputer akan merespon sangat lambat atau bahkan menjadi hang alias mogok. Dalam bahasa yang lebih ringkas, perilaku, ucapan, sikap, pAndangan orang tua terhadap anak akan berfungsi sebagai bahasa program mental anak. Anakakan menjadi berkonsep diri positif manakala memang dia, oleh orang tua dan lingkungan sekitarnya, diprogram positif. Begitu pula sebaliknya. Anak akan berprestasi rendah manakala ia diprogram untuk berkonsep diri rendah.
Mungkin Anda penasaran. Mana ada orang tua yang menanam program mental di otak anaknya agar ia menjadi anak yang gagal? Anak yang berprestasi rendah? Anak yang menjadi sampah masyarakat? Memang, secara naluriah, asalkan orang tua sehat secara mental, rasanya takmungkin hal itu terjadi. Sebab, secara naluri pula, pada saat anak dilahirkan saat itu pula rasa kasih sayang orang tua ikut terlahir.
Saya sangat setuju dengan pendapat Anda bahwa oran tua begitu sayang pada anak-anaknya danmenginginkan mereka sukses. Namun, banyak fakta yang memberikan data sebaliknya. Tidak semua anak punya konsep diri yang positif. Lho kok bisa? Ya, itu terjadi karena orang tua atau keluarga tempat anak itu tinggal tidak terlalu peduli pada kata-kata, sikap, perilaku yang secara diam-diam diserap oleh anak.
Semasa kita masih kanak-kanak sampai menjadi dewasa seperti ini; sering masih terbayang dengan jelas sekali bagaimana perjalanan hidup kita, pertumbuhan diri kita, yang tidak pernah lepas dari pengaruh lingkunan sekitar kita, khususnya pengaruh dari sikap orang tua kita sendiri dan orang-orang yang sangat dekat hubungannya dengan kita. Masih segar dalam ingatan kita, bagaimana orang tua kita begitu sayangnya kepada kita, sehingga tanpa mereka sadari, sikapnya yang terlalu menyayangi diri kita itu sebenarnya justru membelenggu kebebasan kita untuk mengekspresikan jati diri kita sendiri.
Sikap orang tua yang over protective itulah pada gilirannya akan membelenggu jati diri kita sesungguhnya sehingga kita tidak bisa menjadi diri kita sendiri. Anda sendiri tentu masih ingat, orang tua Anda sering kali melarang Anda untuk melakukan kegiatan atau aktivitas yang Anda senangi. Jika kegiatan atau aktivitas Anda memang berbahaya, itu bisa dimaklumi.
Tetapi pada kenyataannya, sering kali orang tua melarang anaknya melakukan sesuatu hanya sebagai suatu “kebiasaan melarang” saja. Orang tua sering salah dalam mempersepsikan sebuah bentuk “larangan”, dengan tidak menyadari dampak negatif dari larangan-larangan itu di kemudian hari pada si anak tersebut.
Contoh larangan itu, misalnya : ketika si anak ingin mandi sendiri, dilarang dengan alasan nanti tidak bisa bersih badannya, ketika si anak mau membeli pensil di toko sebelah rumah, juga tidak boleh sendirian, khawatir uangnya jatuh dan hilang. Saat si anak ingin menghidupkan radio sendiri orang tua juga tidak memperbolehkan dengan alasan cari frekuensi gelombangnya nanti tidak bisa pas, atau khawatir anaknya kena “strum”. Larangan-larangan inilah pada dasarnya sebenarnya adalah “tidak kepada kemampuan si anak, pada gilirannya akan membuat si anak pada masa dewasa nanti menjadi seorang yang juga tidak percaya pada dirinya sendiri”. “Rasa tidak percaya diri” ini akan terus melekat pada diri anak tersebut sampai dia dewasa nanti.
Selain bentuk larangan-larangan, banyak oran tua suka mengungkapkan “kepasrahan yang berlebihan” terhadap kondisi yang ada pada diri mereka kepada anak-anaknya. Contoh bentuk “kepasrahan yang berlebihan” ini bisa Anda lihat sebagai berikut : suatu ketika lewat di depan rumahnya sebuah mobil mewah dan tentunya harganya mahal sekali, lalu si anak berkata dengan takjub kepada orang tuanya, “Pa-Ma, mobil itu bagis sekali ya… coba kita punya?”. Orang tuanya menjawab, “Itu bukan hak kita nak, mobil kita cukup yang begini saja nggak perlu mewah, itu bukan rejeki kita, itu rejekinya orang lain”. Sewaktu jalan-jalan melewawti sebuah kompleks perumahan mewah, lagi-lagi si anak berkata “Mewah dan indah sekali rumah ini ya… seandainya kita juga punya”, langsung si orang tuanya menyahut, “Kita sudah diberi rejeki oleh Tuhan segini, ya harus diterima dan disyukuri. Jangan tergiur dengan milik orang lain. Hidup ini sudah ada yang mengatur”. Begitulah kurang lebih contoh bersikap dan orang tua yang “terlalu pasrah”, ”nrimo ing pandum” dengan apa yang sudah dimilikinya.
Secara tidak disadari sikap pasrah yang berlebihan dari orang tua ini akan benar-benar meresap ke dalam pikiran si anak dan menjadi sebuah pola berpikir di masa depannya nanti pada saat dia dewasa. Bersyukur atas karunia Tuhan memang harus, tetapi terlalu pasrah atas apa yang diprolehnya merupakan sebuah sikap yang berlebihan, karena ini akan mengembangkan sifat dan sikap inferior di dalam diri kita. Sebuah sikap yang memAndang rendah diri sendiri, tidak percaya pada diri sendiri, dan itu akan menghambat kesuksesan anak di kemudian hari.
Msih ada lagi sikap orang tua yang juga kurang proposional sebenarnya, tetapi ini juga sudah menjadi kebiasaan umum. Sikap itu adalah suatu sikap yang cenderung menakut-nakuti si anak. Suatu contoh, misalnya : “hati-hati kalau gelap, banyak roh halusnya”. “Jangan begitu, nanti bisa salah”. Dan masih banyak lagi bentk ungkapan orang tua yang pada dasarnya adalah juga tidak percaya pada si anak tersebut, karena over protective terhadap anaknya. Sikap-sikap inilah yang membuat anak lebih suka berada dalam zona kenyamanan, takut melangkah dan ragu-ragu dalam bertindak.
Pernyataan-pernyataan oran gtua yang cenderung menakut-nakutipun akan berdampak negatif pada perkembangan mental danemosi si anak sampai dewasa kelak. Pada akhirnya anak itu sampai dewasanya menjadi selalu gampang takut untuk melakukan sesuatu, bahkanmungkin bisa menjadi suatu paranoid, suatu bentuk ketakutan yang berlebihan dan tidak beralasan logis. Pada gilirannya, si anak menjadi sosok pribadi yang selalu “tidak percaya diri”, pribadi yang mudah goyah pendiriannya, pribadi yang selalu “gamang” dalam menentukan sikap, yang mana hal tersebut jelas-jelas akan menjadi penghalang dan penghambat terbesar dalam mraih cita-citanya di masa depan. Cara pendekatan orang tua yang salah seperti tersebut, benar-benar akan meresap ke dalam pikiran bawah sadar si anak yang pada akhirnya berperan membentuk karakter pribadi dan sikap mentalnya.
Contoh-contoh sikap orang tua kepada anaknya, seperti saya jelaskan di atas tersebut, sangat berperan dalam membentuk sikap mental, jiwa kepribadian seseorang dan bentuk itu bisa sangat kuat pada diri seseorang karena berlansung dalam waktu lama sekali, puluhan tahun. Sehingga, memang untuk mengubah suatu sikap, watak atau kepribadian seseorang adalah tidak mudah, perlu waktu dan usaha keras untuk mewujudkan perubahan ke arah yang lebih baik. Tetapi yang penting di sini adalahwatak atau kepribadian atau konsep diri yang sudah terinstall semuanya itu bisa di ubah.
Anda tidak perlu khawatir, konsep diri yang sudah terlanjut terbentuk semuanya mampu diubah. Bahkan Allah sendiri sudah mengisyaratkan dalam firmanNya, bahwa Dia tidak akan mengubah nasib manusia, jika manusia itu tidak mau mengubah nasibnya sendiri.
Ini adalah hal yang menggembirakan bagi kita semua, namun bagaimana caranya? Dlaam artikel ini metode yang ditawarkan adalah dengan cara melakukan pemrograman ulang otak bawah sadar anak-anak. Otak anak kok diprogram, apa mungkin? Tentu saja, saya tidak berharap Anda membayangkan kepala anak Anda dibelah dengan pisau bedah. Kemudian otaknya diutak-atik dengan kabel-kabel beraneka warna yang rumit. Yang saya maksud dengan pemrograman ulang otak bawah sadar adalah :
Membuat pernyataan-pernyataan, stimulus-stimulus atau menyediakan situasi-situasi emosional yang lebih positif terhadap anak-anak, sehingga kepercayaan negatif yang tertanam dalam sistem keyakinan mental anak mengenai dirinya lambat laun bisa bergeser ke arah positif.
Namun, menata ulang konsep diri membutuhkan kesabaran adan ketelatenan. Karena Anda akan berhadapan dengan penilaian negatif anak terhadap dirinya yang telah menjadi suatu “kepercayaan”. Anak yang sudah terlanjur percaya bahwa dirinya bodoh ataunakal, tentu akanmenolak jika dia berada dalam kondisi yang menuntut pembuktian kepandaian dan kebaikan. Pikiran bawah sadarnya lebih suka dan mudah untuk membuktikan kebodohan dari pada kecerdasan. Pertarungan inilah yang menguras energi orang tua. Meskipun kadang kala kepercaaan diri yang negatif itu juga berasal dari orang tua.
Ada beberapa cara dalam melakukan pemrograman ulang.
1. Mencari sisi-sisi kelebihan anak untuk diberikan penguatan berupa pujian. Saya yakin setiap anak mempunyai kelebihan. Namun, dalam hal ini orang tua harus realistis, buka mengada-ada. Kalau sampai pujain itu terarah pada kondisi yang tidak ada dalam diri anak, maka anak akan merasa hal itu sebagai sindiran atau olok-olok.jika anak merasa demikian, yang terjadi bukannya melakukan pemrograman ulang, melainkan menguatkan program negatif yang sudah ada. Khusus dalam hal ini, saya menyarankan agar pujian lebih bersifat pada perilaku atau potensi, bukan semata-mata karena tampilan fisik anak. Sebab, yang akan diprogram ulang adalah sikap mental, bukan fisik anak.
2. mengondisikan anak agar menemukan momen-momen sukses, apapun bentuk kegiatannya. Misalnya dalam pertandingan sepakbola yang sangat ia sukai, anak Anda mampu membuat gol yang menjadi kebanggaan timnya. Momen sukses ini sebaiknya Anda manfaatkan untuk memberi penguatan bahwa si anak bisa berprestasi. Kali ini, prestasi dia adalah membuat gol pada pertandingan sepak bola. Jika Anda mengatakan bahwa ia termasuk anak yang mampu berprestasi, lambat laun ia akan membuktikan apa yang Anda katakan itu adalah keniscayaan. Jika di lain kesempatan, anak mendapatkan prestas dibidang lain, sesegera mungkin memberi penguatan, agar lambat laun anak percaya bahwa dirinya memang anak yang berprestasi. Inilah yang saya sebut dengan spontan reward positif.
3. Upayakan anak dapat merekam perasanya saat mencapai prestasi dan bisa memanggil perasaan itu kembali saat dibutuhkan. Untuk itu, diperlukan alat bantu, yakni simbol-simbol sukses yang pernah ia capai. Misalnya, hadiah-hadiah, sertifikat, piagam, medali saat ia berprestasi. Arahkan agar anak tidak menyimpan “benda-benda kenangan indah” itu di dalam almari yang tak terlihat. Sebaliknya, sarankan agar ia berani “memajang” (tanpa bermaksud pamer berlebihan) di sudut ruangan atau dikamarnya yang sewaktu-waktu bisa terlihat anak. Tujuannya adalah terus-menerus memanggil perasaan sukses itu oleh anak. Jika suatu saat anak “terpuruk” secara emosional, orang tua atau keluarga yang lain dapat mengingatkannya, bahwa ia sebenarnya termasuk anak yang berprestasi,dengan bantuan simbol-simbol itu. Bahkan jika perlu, mintalah anak untuk menulis kisah suksesnya.
Jika kisah sukses itu telah tertulis, sebaiknya tulisan anak sendiri, tempelkan kisah sukses itu di tempat yang mudah dilihat anak. Di dalam kamar anak, misalnya. Hal ini akan memberi sugesti anak untuk terus menyenangi perasaan sukses itu, agar di aterpancing untuk menciptakan kisah sukses yang kedua. Jika kisah suksesnya tak terlalu berkaitan dengan prestasi akademiknya, sabarlah… hal itu merupakan rangkaian darimomenperbaikan kepercayaan dirinya.
4. Berilah penguatan (affirmasi) positif, yakni pernyataan penguatan tentang momen sukses anak. Misalnya, dengan mengatakan “kamu memang anak yang gigih” atau penguatan lain yang mengarah pada hal positif. Melalui penguatan ini, perlahan-lahan kepercayaan negatif anak akan luntur. Kemudian, akan tumbuh kepercayaan baru yang jauh lebih positif. Tentu saja affirmasi ini tidak cukup dilakukan sekali. Sebaiknya diupayakan berkali-kali dengan bentuk kalimat yang berbeda-beda atau bahkan cukup dengan acungan jempol, tepukan pundak, dan sebagainya. Tetapi, yang perlu diingat dan dihindari adalah adanya affirmasi positif yang monoton sehinggamalah terkesan mengejek. Ingat, intonas Anda sangat menentukan makna.
Ada sejumlah langkah yang perlu dilakukanoran tua dalam rangka membuat jiwa anak menjadi lebih kuat. Secara umum langkah-langkah tersebut adalah :
1. Tidak memanjakan anak
Memanjakan anak itu ibarat memberikan racun berbalut gula. Tanpa sadar orang tua bermaksud melindungi, menyayangi, tak mau mebebani, hal itu berakibat pada penghancuran anak secara perlahan tapi pasti. Hal itu akan tergambar pada kepribadian anak yang lemah dalam menghadapi kesulitan-kesulitan hidup. Bagaimana gambaran singkat perilaku memanjakan itu? Memanjakan berarti memenuhi segala hal yang diminta anak, bukan memberi sesuatu yang anak perlukan. Lambat laun, tindakan ini membuat anak tak bisa membedakan antara sesuatu yang mereka inginkan dengan yang mereka butuhkan.
2. Tidak pilih kasih
Pilih kasih berarti memperhatikan anak dengan tidak proporsional. Perhatian orang tua “pilih kasih” biasanya akan menjadi berbunga kalau anak mempunyai sesuatu yang membanggakan atau menyenangkan hati orang tua. Namun, untuk anak yang “biasa-biasa saja” prhatian orang tua juga akan biasa-biasa saja. Karena itu, prinsip utama yang harus dipegang dalam kondisi ini adalah semua anak harus dicintai bagaimanapun keadannya.
3. Mau menerima perbedaan pendapat dengan anak
Sebagai orang tua kita harus dapat menerima perbedaan dengan anak. Mengapa? Sebab anak tak mungkin selalu salah dan orang tua tak mungkin selalu benar. Jangan sampai anak yang mempunyai pendapat berbeda dianggap sebagai anak yang kurang ajar atau melawan orang tua. Ada sejumlah manfaat jika kita mau mempertimbangkan perbedaan pendapat dengan anak, yaitu :
• Merangsang suasana dialogis antara orang tua dan anak dengan alasan-alasan yang rasional
• Mendekatkan hubungan anak dan orang tua
• Melatih anak atau orang tua untuk berjiwa besar jika pendapatnya terbukti tidak benar
4. Tidak membanding-bandingkan anak dengan orang lain
Membandingkan anak dengan orang lain itu ibaratpisau tajam yang mampu menyayat hati yang terdalam. Alasan negatif yang mendorong hal ini terjadi, biasanya agar anak malu meliha orang lain yang berhasil. Sedangkan alasan positif yang biasa diutarakan orang tua adalah agar anak terpacu motivasinya untuk mencontoh, meneladani atau bahkan melampaui prestasi orang lain. Sebenarnya tindakan membanding-bandingkan ini lebih banyak sisi negatifnya daripada sisi positif yang bis diambil. Sebab, membandingkan anak dengan pihak lain anak akan merasa dirinya sebagai pecundang, merasa salah atau ada ketidak beresan, sementara pihak lain yang dijadikan pembanding adalah orang yang sempurna. (Ingat permainan kita dalam menebak kotak di depan)
5. Berhati-hati dalam berkata-kata dengan anak
Kadangkala kata-kata itu seperti air segar penawar dahaga, namun kadangkala kata-kata juga seperti pedang yang mampu merobek hati. Untuk itu, sebagai orang tua, sudah semestinya jika kata-kata yang kita sampaikan kepada anak adalah kata-kata yang positif, bukan kata-kata yang negatif mampu meracuni atau membuat cacat jiwa anak. Karena itu, orang tua perlu perhatian dalam hal :
• Membiasakan memberi pengertian pada anak, bukan dengan marah-marah atau mengomel sepanjang hari.
• Hindari mengutuk, memaki-maki, mengumpat, apalagi mengancam.
• Hindari kata-kata yang bersifat sinis, ketus, sengak.
6. Memberikan hukuman yang mendidik jika anak melakukan kesalahan fatal
Memang sering terjadi kesalah kaprahan dalam konsep mencintai anak. Orang tua sering merasa tidak tega utuk menghukum anak. Hal ini menyebabkan anak menjadi merasa apapun diperbuatnya selalu benar. Akibatnya, anak akan berkembang menjadi pribadi yang tidak realistis dan tidak mempunyai daya tahan yang cukup dalam menghadapi permasalahan. Artinya, anak harus mendapatkan hukuman yang POSITIF manakala ia melakukan tindakan yang fatal.
7. Memberikan pengertian yang mencukupi tentang stress pada anak
Hidup tak selalu mulus, kadang bergelombang, kadang pula sangat terjal. Untuk itu, sebagai orang tua, kita perlu memberikan bekal pada anak tentang “paradigma yang positif” terhadap kehidupan. Sedih dan gembira adalah suatu kenyataan yang akan datang silih berganti. Tak perlu terlalu gembira hingga lupa diri, tak perlu terlalu terluka berdarah-darah saat menghadapi masalah. Ajarkan pada anak-anak untuk senantiasa bersyukur saat menemui kebehasilan dan bersabar saat mendapati kegagalan. Sebab, bersyukur itu berpahala, bersabar pun berpahala. Dengan memberi pengertian sederahana ini sebenarnya kita telah menanamkan kecerdasan spiritual pada anak-anak kita.
Setelah mental anak kuat, maka langkah selanjutnya adalah memberikan dukungan atau memotivasi agar potens yang ada semakin berkembang. Namun sungguh mengherankan, banyak orang tua yang bermaksud mengobarkan motivasi anaknya agar berprestasi, tetapi cara-cara yang ditempuh sering melukai emosional anak. Contohnya sebagai berikut :
Semestinya kamu belajarkeras seperti adikmu itu (membandingkan). Masa kakak kok prestasinya kalah sama adiknya (mengejek). Sungguh, kalau prestasimu tidak bisa sebaik adikmu, kamu tidak akan dibelikan …… (mengancam).
Memang, ada anak ang mungkin saja terlecut motivasinya saat dibandingkan diejek dan diancam. Tetapi yang harus Anda ingat, dorongan berprestasi yang dilatar belakangi motivasi negatif, justru akan memicu persoalan-persoalan emosional yang lain.
Jika Anda ingin anak-anak Anda termotivasi untuk belajar, hal yang tidak boleh dilupakan oleh orang tua dan guru adalah pemeliharaan emosi anak. Salah satu dari pemeliharaan emosi terpusat pada penyediaan suasana yang mendukung dalam keluarga. Anak yang terus menerus diberi dukungan mempunyai kesempatan jauh lebih besar untuk berhasil di sekolah dan kehidupan. Anak-anak secara khusus membutuhkan dukungan dan penghiburan ketika :
1. mereka mempunyai masalah
Anda tak bisa memAndang sepele masalah anak, meskipun masalah itu tampak kekanak-kanakan. Anak perlu didukung agar mereka mampu menyelesaikan masalahnya, bukan lari dari masalah. Sebab, sesungguhnya masalah itu pula yang akan menguatkan otot-otot mental mereka dalam belajar problem solving. Anak-anak perlu didorong untuk belajar risk taking dalam ukuran yang sewjarnya. Namun begitu, Anda tetap bisa berperan sebagai pendamping tanpa harus tergelincir pada sikap mengambil alih persoalan anak.
2. Masa transisi
Bagi anak bahkan untuk orang dewasa mengalami masa transisi atau perubahan tentu akan menguras energi dalam upaya “penyesuaian”. Peralihan dari pra sekolah menuju sekolah dasar, yang dalam masa peralihan itu anak akan menemui lingkungan baru, temant-teman baru, guru-guru yang baru juga. Semua itu cukup menimbulkan ketidak nyamanan anak. Maka, wajar jika sering ditemui anak kelas 1 SD yang menangis. Stress biasa ditunjukkan dengan gejala pusing, mual, sakit perut dan sebagainya saat hari pertama masuk sekolah.
Untuk itu, Anda perlu memberikan dukungan-dukungan emosional agar anak Anda bisa melalui dan menghadapi masa transisi itu dengan baik. Beberapa YANG PERLU dicermati sebagai masa transisi adalah pindah rumah, pindah sekolah, pindah pengasuhan, masa Pubertas, dan sebagainya.
3. Mereka sudah berusaha keras, tetapi belum berhasil.
Kadangkala usaha keras anak-anak Anda tidak serta merta membuahkan keberhasilan. Tentu hal ini akan membawa rasa frustasi bagi mereka. Akibat lanjutannya dia bisa patah arang dalam berusaha. Untuk itu, sebagai orang tua sebaiknya fokus Anda bukan pada seberapa hasil capaian anak, melainkan pada seberapa keras usaha mereka. Hargai setiap usaha kerasnya agar senang berusaha keras meskipun mengalami tantangan yang berat.
Jika Anda lebih menghargai pencapaian hasil, anak akan lebih fokus pada hasil semata, bagaimanpun caranya jujur ataupun curang. Jika anak terbiasa mengAndalkan cara-cara pintas (curang), kelak saat dewasa ia bisa tumbuh menjadi orang yang sering merugikan masyarakat.
4. Mereka lambat berkembang.
Lambat bekembang bukan berarti anak tidak bisa berkembang. Anak mempunyai keunikan-keunikan tertentu dalam perkembangan mereka. Nah, keunikan inilah kadang-kadang menjadi kendala dalam perkembangan mereka. Misalnya, seorang anak yng mempunyai gaya belajar kinestetik (dengan gerakan/mencoba), biasanya akan mengalami kesulitan jika kelas pembelajaran yang diikuti terus menerus menggunakan gaya visual (melihat) atau auditori (suara/ceramah/mendengar). Nah, perbedaan gaya belajar anak dengan gaya mengajar guru seringkali membuat anak jadi lambat bekembang. Tetapi, hal itu bukan berarti anak kita bodoh bukan? Mereka hanya mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri terhadap gaya belajar mereka. Untuk itulah, dalam kasus seperti ini, guru dituntut untuk merancang pembelajaran yang mengakomodasi perbedaan gaya belajar. Aktivitas kelas harus mempertimbangkan keanekaragaman gaya belajar sehingga daya serap anak menjadi lebih cepat.
Sampai disini saya berharap Anda sudah memiliki pemahaman yang positif tentang pentingnya menguasai ilmu pengasuhan (parenting), bersikap bijaksana dengan selalu mengontrol ucapan kita hanya pada hal yang baik-baik untuk anak kita, mempersiapkan konsep dirinya secara positif dengan memberikan dukungan yang dibutuhkan anak-anak tanpa melemahkan potensi yang dimiliki.
ARE YOU READY………
Saatnya berlatih menjadi orang tua hebat kembali. Oke, kali ini ambillah selembar kertas kosong dan alat tulisnya. Baik saya meminta Anda untuk menggambarkan kepala lengkap, bagus tidak perlu merasa tidak bisa menggambar, ingat kita sedang belajar memberikan energi positif kepada anak kita lakukan sebisanya. Yah, bagus kalau sudah selesai kepala tersebut beri kelengkapan yan glainnya seperti badan, kaki ataupun lainnya agar tampak lengkap. Bagus sebuah gambar yang cukup bagus, nah sekarang coba beri tanduk di kepala yang telah digambar. Yah… bagus sekarang tambah ekor juga. Yah gambar Anda sudah selesai, apa yang Anda gambar? Lho… kok potret diri, ups maaf, saya tidak bermaksud demikian. Namun, terkadang anak menganggap orang tuanya sebagai monster.
Baiklah sebenarnya saya ingin Anda menggambar sesuatu seperti yang ada di lampiran artikel ini. Yah… gambar itu yang saya inginkan. Anda tidak salah, perintahnya juga tidak salah. Ingat ini hanya sebuah permainan, tetapi ada pesan tersembuny yang Ingin saya buka pada setiap Anda mengerjakan ARE YOU READY. Persepsi inilah yang sering jadi pemicu masalah antara orang tua dan anak. Antara orang tua dan anak bersikukuh berdiri pada persepsi masing-masing sehingga tidak pernah ketemu. Agar tidak terjadi masalah langkah awal harus ada kesamaan persepsi.
Dan dalam pendekatan hypnoparenting syarat utama keberhasilan sugesti diawali dari pacing (penyetaraan ego), baru leading (memberikan arahan), baik menggunakan maching maupun mirroring. Namun sebelumnya mari kita pahami pengertian hipnosis dulu secara benar. SALAM RILEKS……

BAGIAN KEDUA
PRAKTIK-PRAKTIK HIPNOSIS

HIPNOSIS UNTUK MENDIDIK ANAK

Hipnosis untuk anak-anak telahd ikenal sejak masa lampau. Tanpa kita sadari, sebenarnya, berbagai tradisi dan budaya yang ada telah menerapkan metode hipnosis dalam menumbuh kembangkan anak. Lagu ninabobo yang dinyanyikan para orangtua pada saat menidurkan anak, secara otomatis, dapat menciptakan sebuah fenomena hipnosis (trance), khususnya pada anak-anak (child trance condition).
Pada era modern, metode hipnosis untuk anak-anak telah lama dilakukan oleh Dr. Franz Mesmer –ahli fisika dan astrologi dari jerman- dengan teknik magnetisme, pada 1784. Namun, hasil penelitian yang dilakukan oleh Frankin menyimpulkan bahwa “efek klinis” yang ada pada teknik magnetisme bukanlah karena magnetisme itu sendiri, melainkan efek yang dihasilkan dari “imajinasi”. Yang dilakukan oleh pasien.
Itulah hal yang sebenarnya menjadi kunci sukses metode hipnosis untuk anak-anak. Di Amerika, penggunaan hipnosis terhadap anak-anak mulai dilirik oleh terapis pada akhir dekade 1950-an. Hal ini disebabkan adanya sosialisasi hipnosis oleh Dr. Milton Erickson dan Erik Wright sebagai metode efektif yang terbukti secara klinis dalam mengatasi berbagai gangguan/permasalahan pada anak-anak. Hingga 1960, kontribusi hipnosis untuk anak-anak telah membawa seorang ahli seperti Dr. Franz Baumann menjadi “dokter anak-anak pertama” sekaligus menjadi presiden dari Association Society Clinical Hypnosis (ASCH).
Hipnosis pada anak-anak merupakan sebuah keadaan yang ada pada gelombang pikiran alpha dan theta yang fenomenanya seperti perasaan melamun atau berimajinasi. Dalam keadaan hipnosis, seseorang menjadi fokus secara selektif dan berkonsentrasi atas ide utama atau gambaran (dengan atau tanpa relaksasi). Sasaran spesifiknya adalah pencapaian beberapa tujuan atau menyadari beberapa potensi-potensi dalam diri anak tersebut.
Dalam keadaan hipnosis, seorang anak mudah menerima saran-saran positif yang berguna bagi perkembangannya, mulai dari masa kanak-kanak hingga remaja. Saran-saran positif tersebut akan terus tersimpan di pikiran bawah sadar mereka. Hal itu akan mengisi rekaman-rekaman dalam pikiran mereka, yaitu tentang segala sesuatu bersifat positif yang berguna dalam mengisi sisi kejiwaan dan emosional. Sebelum melakukan hipnosis untuk mendidik anak, perlu saya jelaskan beberapa kendala yang biasanya terjadi.
1. Pacing leading yang tidak berjalan
Kata Pacing dan Leading jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah menyamakan atau mengikuti dan Leading adalah memimpin. Ada sebuah alat dalam bidang musik yang dapat menggambarkan hal ini yaitu Garpu Tala. Dalam radio disebut menyamakan frekuensi. Dalam hipnosis, istilah pacing dan leading digunakan untuk menjelaskan sebuah hubungan komunikasi. Pacing berarti sebuah proses dalam menyamakan agar dapat memiliki pemahaman yang sama dan mengikutinya (Leading).
Dalam lingkungan keluarga, teknik pacing and leading ini harusnya dapat menyelamatkan banyak kehidupan keluarga jika orang tua tidak memaksakan anaknya untuk mengerti orang tua. Andai saja, boleh menyarankan bila para orang tua menyadari bahwa mereka pernah menjadi anak, sedangkan anak belum pernah menjadi orang tua.
Pernahkah orang tua berusaha menyamakan (pacing) dahulu ke anaknya yang mogok belajar, yang lebih senang bermain game. Lalu belajar memahami mengapa anaknya berperilaku seperti itu? Atau lebih memilih langsung marah besar ke anak dan memberi predikat “anak bemasalah” yang tidak tahu diri, disuruh belajar malah main. Apa nggak tahu bahwa ayah atau ibunya ingin dia menjadi anak yang pintar? Apa nggak tahu kalau orang tuanya setengah mati mencari uang guna menafkahinya? Dasar anak bandel, nakal ! Maka dibawalah anak ini ke psikiater karena anaknya “bermasalah”, sebetulnya siapa yang “bermasalah”?
2. Modalitas yang dipaksakan
Apa yang terbesit dalam pikiran Anda ketika kata “modalitas” ini muncul? Apakah Anda merasa ada hubungannya dengan salah satu istilah ekonomi? Permodalan? Ya, walaupun tidak berhubungan langsung dengan bidang ekonomi, arti kata modalitas yang sasya maksudkan memang menyerempet kata “modal” dalam istilah ekonomi. Modalitas dalam konteks hipnosis adalah Representational System atau biasa disingkat dengan Rep System. Ini merupakan modal yang diberikan Tuhan kepada manusia berupa indera pengelihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan pengecapan.
Modalitas atau Rep System ibarat saringan bagaimana seorang manusia memaknai suatu kejadian di luar sebelum dimasukkan ke dalam pikirannya. Untuk memudahkan pemahaman, mari kita gunakan istilah VAKOG – Visual (pengelihatan), Auditory (pendengaran), Kinestetik (perabaan), Olfactory (penciuman), Gustatory (pengecapan). Dalam setiap manusia unsur VAKOG ini berfungsi sama baiknya.tidak ada unsur yang lebih baik dari unsur lainnya. Hanya pada sebagian orang, ada bagian-bagian yang lebih dominan dari bagian lainnya yang kurang dominan.
Misalkan, orang tua yang dominan Visual dalam mengajarkan anaknya belajar kecenderungan akan lebih sering dengan menunjukkan atau memperlihatkan bahan pelajaran. Sedangkan anak yang memiliki dominan Auditory, tentu akan lebih nyaman dengan suara atau dibacakan bahan pelajarannya, tidak hanya sekedar ditunjukkan. Atau anak yang dominan Kinestetik di mana gaya belajarnya adalah menggoyang-goyangkan kaki atau memutar-mutar penanya harus berhadapan dengan orang tuanya yang dominan Visual di mana akan merasa “terganggu” dengan “gerakan-gerakan ” Sang anak.
Anda dapat gambarkan dan ceritakan apa yang akan terjadi jika orang tua tidak menyadari modalitas dirinya dan modalitas anaknya? Yang terbayang adalah antara orang tua dan anak saling memberi label “bermasalah” antar satu dengan lainnya. Yang ketika belajar. Titik temu sebetulnya dapat diatasi dengan salng mengenal modalitas masing-masing dan belajar bagaimana menyeimbangkannya sehingga menjadi tidak terlalu dominan.
Perhatikan dan amati anak Anda ketika mereka sedang berbicara atau ketika mereka sedang beraktivitas untuk mengetahui modalitasnya. Kata kerja apa yang paling sering mereka gunakan ketika berkomunikasi dengan Anda dan aktivitas apa yang paling disukai mereka.
a. Anak dengan dominan Visual mereka akan lebih sering menggunakan kata kerja : melihat, memAndang, menunjukkan, warna, gelap terang, dll. Aktivitas yang disenangi biasanya menggambar.
b. Anak dengan dominan Auditory mereka akan lebih sering menggunakan kata kerja : mendengar, bertanya, menjawab, berisik, suara, dll. Aktivitas yang disenangi biasanya bermain musik.
c. Anak dengan dominan Kinestetik mereka akan lebih sering menggunakan kata kerja : merasakan, nyaman, memegang, menyentuh, membawa, dll. Aktivitas yang disenangi biasanya kegiatan yang banyak gerak. Untuk Olfactory dan Gustatory biasanya dimasukkan dalam Kinestetik untuk menyederhanakan pemahaman.
Dengan mengetahui modalitas yang dimiliki anak-anak hendaknya orang tua melakukan pacing agar komunikasi dapat berjalan baik, baru melakukan leading untuk mengarahkan anak-anak. Sebab dengan melakukan pacing, pikiran bawah sadar anak merasa aman dan nyaman sehingga saat orang tua melakukan leading akan diikuti oleh anak.
3. Kondisi state yang berbeda
State dalam hipnosis adalah sutu keadaan di mana pikiran, perasaan dan fisiologi tubuh yang saling berhubungan membentuk kondisi dalam diri Anda. Misalnya, state Anda dalam keadaan bersemangat tentu akan berbeda sekali dengan state Anda ketika dalam keadaan frustasi. Mari kita lihat contoh perbedaanya.
a. State bersemangat, pikirkan suatu kejadian di mana Anda mendapatkan keberhasilan, umumnya perasaan Anda akan senang, biasanya fisiologi tubuh Anda akan tegak dan gagah.
b. State frustasi, pikirkan suatu kejadian di mana Anda menemui kegagalan, umumnya perasaan Anda akan sedih, tanpa disadari fisiologi tubuh Anda akan loyo dan cenderung agak bungkuk.
c. State anak-anak = Knowing Nothing State, state anak-anak adalah keadaan untuk belajar yang sempurna karena dalam pikiran mereka belum ada aturan-aturan, baik atau buruk, salah atau benar. Jadi jika anak sedang memegang benda-benda yang dapat membahayakan dirinya segera ganti dengan benda yang lebih aman, pindahakan ke tempat yang lebih aman dan biarkan dia tetap bermain.
Anak-anak selalu menganggap semua benda yang ada disekitarnya adalah seseuatu yang sangat menarik untuk dipelajari. Cara untuk mempelajarinya adalah dengan “memainkannya”. Sehingga tidaklah mengherankan, anak-anak jika diberi mainan baru dalam waktu kurang dari satu hari sudah berubah bentuk menjadi beberapa “mainan baru”. Mengapa demikian? Karena anak menemukan banyak cara untuk memainkannya. Oleh orang tua tindakan ini disamakan dengan “merusak”, sedangkan pada anak tindakan yang sama adalah “keingintahuan”. Alangkah indahnya jika pada orang tua tindakan yang diartikan sebagai “merusak” tadi diganti menjadi “keingintahuan”, tentu Anda tidak perlu menjadi emosi lagi kan? Baiklah mari kita mulai mencoba mengenal beberapa teknik hipnosis yang dapat digunakan untuk mengatasi beberapa kasus anak kita.
A. MENGATASI ANAK YANG SULIT MAKAN
Orang tua sering direpotkan dengan permasalahan anaknya yang sulit makan, maunya main saja, untuk membuka mulut saja sulit minta ampun. Yang sering jadi masalah sebenarnya karena orang tua inginnya anak makan di meja, duduk rapi dan lain sebagainya sedangkan anak masih asyik dengan aktivitasnya.
Jika kita menggunakan pendekatan hipnosis maka kita dapat memanfaatkan kondisi trance anak. Trance di sini adalah suatu kondisi atau keadaan ketika pikiran manusia terfokus pada suatu aktivitas atau kejadian. Misalkan saat Anda fokus pada tontonan di televisi, suara keramaian di sekeliling mendadak menjadi tidak terdengar. Nyatanya mungkin istri atau suami Anda sudah beberapa kali memanggil-manggil nama Anda.
Pada saat trance, pikiran sadar manusia yang menjadi penyaring informasi menjadi lumpuh sesaat, sehingga informasi-informasi masuk ke dalam pikiran relatif tanpa disaring. Jangan heran jika ibu-ibu yang menonton sinetron bisa ikutan menangis terbawa cerita, meskipun mereka tahu itu hanyalah sekedar lakon belaka.
Atau bapak-bapak yang ikutan menendang meja ketika sedang seru-serunya mengikuti pertandingan bola di televisi, meskipun mereka tahu bahwa tindakan mereka tidak akan secara langsung membantu terciptanya sebuah gol.
Kondisi trance ini tidaklah mewakili atau menunjukkan suatu gambaran yang sifatnya baik atau pun buruk. Melainkan hanyalah sebuah keadaan netral yang dapat saja digunakan untuk tujuan yang beramanfaat atau diselah gunakan untuk tujuan yang tidak bermanfaat.
Bagi pelaku kejahatan, kondisi trance ini dimanfaatkan untuk menghipnotis korban untuk melakukan tindakan yang telah diproram untuk kepentingan pribadinya. Bagi theraps, kondisi trance ini dimanfaatkanuntuk menolong kliennya memecahkan masalahnya. Bagi para orang tua yang mengerti menggunakannya, keadaan ini dapat dijadikan alat untuk menanamkan nilai-nilai dan perilaku yang bermanfaat bagi anaknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak lebih mudah masuk dalam keadaan trance dibandingkan dengan orang dewasa yang relatif membutuhkan waktu yang lebih panjang. Oleh sebab itu, Anda selaku orang tua perlu lebih berhati-hati terhadap segala tindakan ataupun ucapan di depan anak Anda. Karena apapun yang dilihat atau pun didengar oleh anak dalam keadaan trance, informasi tersebut akan masuk ke dalam pikiran anak dan menetap menjadi sebuah program yang kita tidak tahu kapan akan aktif bekerja.
Kondisi inilah yang sering digunakan istri saya (alhm) saat mengatasi kesulitan makan anak kami yang pertama Daffa. Daffa memang sulit jika disuruh makan, maka saat bermain inilah saatnya Daffa bisa makan banyak. Saat asyik dengan sepeda barunya, maunya bermain sepeda terus. Mamanya tinggal bilang “Ayo sepedanya isi bensin dulu, biar lebih cepat”. Demikian juga saat jadi polisi atau tokoh lain yang sedang diperankan “Ayo polisinya isi tenaga dulu, biar bisa nangkap penjahat”. Hasilnya, ups…… saat tahu nasi dimulutnya habis langsung berhenti di tempat pengisian bahan bakar.
Berbeda dengan adiknya Hanin, karena lebih suka bermain boneka, maka makannya bersamaan dengan bonekanya “Lho barbienya sudah makan, ayo sekarang giliran mbak hanin”, “Ayo siapa dulu ini yang mau jadi besar, barbie apa mbak hanin”. Jadi untuk mengatasi masalah makan anak yang jelas orang tua harus mau pacing dulu, ikuti kondisi trance anak dan baru ikuti dengan leading dan akhiri dengan anchoring.
Langkah akhir adalah melakukan Anchoring. Kata Anchor/anchoring jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah sebagai jangkar atau sauh. Fungsi dari jangkar atau sauh ini adalah untuk “memgang” kapal agar tidak terbawa arus laut. Dalam hipnosis kata ini dapat berarti “tombol pemicu” dalam memanggil pikiran dan perasaan tertentu yang telah “terjangkar” dalam diri seseorang sebelumnya.
Anchoring itu sendiri adalah netral. Karena sifatnya lebih seperti sebuah “tombol pemicu”. Tombol ini dapat berupa sebuah suara, sebuah gambar, sebuah rasa, sebuah aroma dan sebuah belaian atau sentuhan. Tinggal bagaimana Anda meng“jangkar” salah satu atau kelima hal tersebut pad sebuah pikiran dan perasaan tertentu. Pilihan ada pada tangan Anda…
Misalkan pada kasus anak saya, biasanya setelah nasinya habis, anak-anak dikasih jempol dua dan dapat ucapan “Pinter, makannya habis!”. Ingat untuk keberhasilan program ini tidak hanya sekali tetapi butuh repetisi, agar perilaku tersebut jadi diterima pikiran bawah sadarnya.
B. MENGATASI RASA TAKUT ANAK
Tanpa disadari kadang orang tua, lingkungan bahkan guru menanamkan program negatif kepada anak berupa rasa takut, sehingga munculah perilaku takut pada gelap, takut pada kecoa, takut pada sesuatu yang kesemuanya tentunya akan menghambat proses pengembangan diri anak secara maksimal. Oleh karena itu rasa takut anak harus segera diperbaiki dan digantikan dengan program baru.
Jika Anda suka tempat yang basah teknik ini sangat cocok, sebab umumnya anak-anak menyukai main air dan berenang. Cara ini sangat praktis dan menyenangkan dalam mengatasi rasa takut anak. Rasa takut inilah yang menjadi penyebab utama seseorang tidak menghambat seseorang mencapai prestasi yang optimal.
Teknik ini sangat sederhana sehingga semua orang tua juga bisa melakukannya dan anak-anak pun senang melakukannya tanpa mereka tahu kalau mereka sedang diterapi. Teknik ini diberi nama “Lompat Byur”, walaupun sederhana teknik ini adalah kombinasi teknik terapi New Code NLP dan Ericksonian Hypnosis, ternyata menjadi sangat efektif dan prosesnya menyenangkan untuk anak-anak.
Begini caranya dan ingat Anda pun bisa melakukannya :
1. Pertama Anda harus ikut juga berenang atau bermain air bersama anak-anak, melebur dan jadilah anak-anak (teknik PACING), asyik kok!
2. Setelah mereka asyik denganmain air, barulah ajak perlahan-lahan dengan mencontohkan tentunya (teknik LEADING) permainan “Lompat Byur” ini. Rahasia LEADING di sini Anda harus menikmati dengan sungguh-sungguh dan tulus, agar anak-anak tertarik mau ikutan main “Lompat Byur” ini. Caranya Anda contohkan berdiri di pinggir kolam dengan gaya anak-anak lalu melompat ke kolam “Byur”. Terus lakukan sampai anak-anak ikutan.
3. Lakukan dengan berbagai gaya, lalu tingkatkan resikonya misal : melompat lebih jauh, lebih jauh dan lebih jauh agar percaya diri mereka meningkat.
4. Setelah mereka sangatmenikmati permainan “Lompat Byur” dengan resiko yang lebih besar, disinilah saatnya memasukan rasa takut, gambaran yang membuat mereka takut suara-suara yang menakutkan mereka (maksud saya suara Ibunya yang sering ngomel he.. he..) dengan cara:
? Saat mereka mengambil ancang-ancang mau lompat ke kolam tanyakan pa ketakutan mereka.
? Lalu tawarkan kalimat sugestinya misal “Aku bernai dengankamar gelap sekarang!!!”, “Takutku lenyap sekarang!” dan pastikan mereka setuju dengan kalimat tersebut, baik sekali kalau mereka sendiri yang memilih kalimat sugestinya. Pastikan ada kata “SEKARANG”.
? Setelah siap, teriakkan dengan keras kalimat sugesti tersebut sambil lompat ke kolam dan “Byur” ketakutan pun lenyap. Lakukan dengan beberapa pilihan kalimat sugesti, siapa tahu ada yang masih kurang pas dengan pilihan kalimat A mungkin cocok dengan kalimat sugesti B.
? Ide lain boleh juga gunakan tekniklainnya sepertimeletakkan rasa takut tadi pada sebuah bola, lalu lemparkan bolanya ke kolam renang dengan jarak yang cukup terjangkau untuk mereka capai saat “Byur”. Setelah mereka dapatkan bolanya, ajak untuk lempar sejauh mungkin.
5. Terakhir lakukanuji periksa (kalibrasi) denganmengamati respon mereka berupa pertanyaan berikut : “Gimana perasaan kamu sekarang?”, “Kemana rasa takut kamu?”, “Hanyut ya?”, “Hilang ya?”, “Lenyap ya?”.
6. Baik sekali jika akhir acara mereka menyimpulkan perasaan mereka saat ini, misal : “Iya, ya aku ternyata seorang pemberani”, “Aku jagoan ya, aku bisa kalahkan rasa takut”, dsb.
Bukankah melakukan hipnosis pada anak-anak sangat menyenangkan, satu hal kita bisa lebih dekat dengan anak kita,kita bisa membantu menyelesaikan masalah anak kita tanpa bantuan seorang terapis…… Sekali lagi perlu diingat bahwa MASTER OF HYPNOSIS seseungguhnya itu adalah orang tua. Secanggih apapun program ditanamkan dalam diri anak oleh seorang terapis, jika lingkungan tidak mendukung tumbuhnya kebiasaan baru maka cepat atau lambat hasil terapi akan terkikis habis.
Jelas sekali bahwa peranan orang tua sebagai terapi bagi anaknya sendiri sangat besar. Orang tua adalah akar dari sebuah pohon yang akan menyerap segala nutrisi yang ada di sekitarnya dan kemudian menyalurkannya ke anak sebagai buah yang ada jauh di atas pohon. Untuk menghasilkan buah yang baik maka akarnya yang harus diperhatikan agar bisa menyalurkan nutrisii yang baik dan berguna bagi bakal buah yang akan berkembang. Ketika buah sudah muncul maka perlakuan kita untuk mengubahnya hanya mempunyai pengaruh yang kecil atau bisa jadi terlambat.
C. MENGATASI ANAK BERPRESTASI KURANG MEMUASKAN
Sekolah di Indonesia mempunyai andil untuk mencetak anak yang tidak kompatibel. Lebih banyak mana antara anak yang berprestasi baik atau yang kurang baik? Baik, secara jujur di sekolah yang boleh berprestasi hanya 3 orang anak, syukur-syukur jika diambil 10 besar. Artinya bahwa sisanya adalah anak yang gagal. Bagi anak-anak gagal, penerimaan raport adalah sebuah petaka. Saat melihat ranking raportnya menduduki dua digit (di atas 10 besar), hatinya sudah hancur. Sebenarnya dia pulang butuh perlindungan dan penguatan, tetapi yang sering terjadi justru masuk pada kAndang macan yang siap menerkam.
“Yah… coba kalau kamu belajar lebih giat sebelumnya, pasti kamu bisa dapat nilai bagus, gak kayak sekarang ini”. “Makanya, jangan main terus, bikin malu orang tua!”. “Huh…… dasat anak……!”. Masih banyak lagi ucapan mesra dari orang tua yang harus diterima oleh anak setelah mendapatkan nilai kurang memuaskan. Dan itu terulang setiap penerimaan raport.
Baik mari kita lihat reaksi tersebut dari proses kerja otak. Jika sekarang anak kita kelas 4 SD, maka setidaknya 6 kali program neatif itu tertanam setiap menerima raport. Repetisi tersebut, ditambah yang menyampaikan adalah figur ototritas, ditambah lagi penyampaiannya dengan intensitas emosi yang kuat. Bisa dibayangkan betapa kuatnya program itu terinstall “SAYA ANAK BODOH”, “SAYA TIDAK MAMPU”.
Jika program itu sudah jalan maka program sukses apapun yang diberikan tidak kompatibel dengan si operating system “ANAK BODOH” tersebut. Sekali lagi saya tekankan tidak ada anak yang bodoh dengan 100 milyar sel neuron aktif yang dimiliki, yang ada hanya anak yang tidak bisa mengoptimalkan potensi dirinya karena program yang dimiliki sudah tidak kompatibel. Dan orang tua punya andil besar melakukan program itu, kemudian guru dan lingkungan.
Lalu bagaimana solusinya? Jika itu pertanyaan Anda, saya bersyukur. Semoga uraian ini mampu membuat anak-anak yang terlanjut berkembang sebagai anak biasa lambat tapi pasti kembali pada fitrahnya sebagai anak-anak unggul dan luar biasa.
Teknik yang saya tawarkan adalah dengan melakukan refarming. REFARMING adalah satu teknik berpikr mencari alternatif kreatif memAndang suatu masalah sehingga dari satu sudut pAndang, masalah tidak lagi menjadi beban alias malah terasa indah. Hal ini seperti jika Anda mengganti-ganti FRAME photo di dinding ruang tamu rumah Anda. Gambarnya tetap sama tetapi dengan bingkai yang berbeda, perasaan kita ketika memAndang photo itu pun menjadi berbeda.
Dunia memang tidak bisa di ubah, yang dapat diubah adalah cara kita memAndang dunia itu.
Langkah-langkah melakukan refarming adalah :
1. Langsung dekati anak Anda dan pegang dengan penuh perasaan cinta. Teknik ini harus dilakukan dengan emosional rasa cnta sehingga vibrasi pikiran kita dapat dirasakan oleh anak kita bahwa kita benar-benar mencintainya kemudian ia siap untuk diajak bicara.
2. “Lihat Papa/Mama Nak!”. Anda harus membiasakan berbicara dengan anak dengan menatapmatanya dan selalu memintanya untuk menatap kearah mata Anda. Hal ini tentu membantu untuk mendapatkan vibrasi pikirannya dan sebaliknya ia dapat merasakan apa yang kita pikirkan.
3. “……… (panggil namanya), berapapun nilai kamu papa/mama tetap sayang sama kamu. Yang terpenting bukanlah ranking melainkan seberapa giat kamu belajar dan seberapa banyak orang yang memanfaatkan ilmu kamu”.
4. Saat itu perhatikan wajahnya, jika wajahnya tampak menjadi agak happy kemudian lanjutkan. “Artinya jika nilai kamu nantinya tidak sesuai harapan, mama/papa tidak akan marah karena papa/mama sudah melihat kamu cukup rajin belajar dan disini yang terpenting adalah seberapa semangat kamu ingin memperbaiki segalanya menjadi lebih baik”.
5. “Ok,…… (panggil namanya) sayang papa/mama? (jika dia mengangguk) sekarang peluk papa/mama. (pada saat memeluknya bisikkan…) papa/mama juga sayang kamu”.
6. Masukkan sugesti dan perkuat efeknya dengan mengatakan, “Mulai saat ini dan seterusnya kamu semakin sayang sama papa dan mama dan kamu semakin rajin belajar sehingga ilmu yang didapat beruna untuk kamu pribadi dan banyak orang”.
7. Jangan lupa melakukan anchoring jika anak semakin giat belajr. Jika itu Anda lakukan berulang-ulang, tidak perlu terkejut jika mau Ujian Akhir Semester anak bilang “Papa/Mama, pingin…… (nama anak Anda) ranking berapa?” Ingat Anda harus tetap konsisten yang penting bukan rankingnya tetapi usahanya, walaupun kenyataannya ranking anak Anda semakin meningkat secara konstan. Itulah kekuatan dari teknik refarming.
D. MENGAJARKAN MEMBANGUN MINDSET PADA ANAK
Mengajarkan mindset kepada anak adalah bertujuan untuk mengoptimalkan potensi anak, mendaur ulang program yang sudah ada dan menyempurnakan. Dalam mengajarkan mindset kepada anak, pertama-tama kita harus memiliki perasaan positif bahwa yang akan Anda ajarkan adalah merupakan jalan pintas membuat anak biasa menjadi luar biasa.
Tujuan mengajarkan mindset adalah membuat anak-anak kita kita memahami kekuatan pikiran mereka. Ketika hal ini telah mereka kuasai dengan mapan, sebuah jalan berpikir baru akan menjadi dunia kedua bagi mereka dan mereka akan memiliki keterampiklan yang akan mengiringi mereka mengarungi kehidupan yang penuh tantangan.
1. KEKUATAN KATA-KATA
Pilihan kata yang kita ucapkan akan membantu mengarahkan pikiran anak-anak kita. Kata-kata akan melukiskan sebuah gambar dalam pikiran anak yang akan cenderung mereka jadikan sebagai pijakan dalam bertindak. Jika perilaku merupkan ekspresi kinestetik pikiran dan perasaan (dan sebagian besar waktu dan energi orang tua digunakan untuk mengatur perilaku anak), maka kata-kata adalah ekspresi verbal dari pikiran dan perasaan. Ada sebuah prinsip untuk mengingatnya : kata terakhir yang didengar anak Anda menciptakan sebuah kesan dalam pikirannya dan itulah yang akan dia lakukan. Kesan yang muncul akibat kata-kata itu lebih pentingdari kata-kata itu sendiri. Berbagai gabungan pesan dikirimkan ketika instruksi verbal kita tidak secara akurat merefleksikan perilaku yang kita inginkan dari anak-anak kita.
Misalnya, “Jangan nakal, nanti ikut ibu ke pasar!”. Kata-kata itu sering kita dengar dan apa yang terjadi, anak tetap nakal. Apakah anak diajak ke pasar? Benar, biar nakal anak tetap diajak ke pasar. Oke coba sekarang kita perhatikan “Andi yang pinter, nanti ikut ibu ke pasar?”. Artinya sama tidak? Sama, jangan nakal sama dengan pinter, tapi reaksi anak yang berbeda. Pada kalimat terakhir untuk bisa ikut ke pasar, perilaku apa yang harus dimunculkan anak? Benar, pintar. Anak harus pintar dulu kalau ingin ikut ke pasar. Ini adalah hukum bahasa pikiran pertama harus positif, kalau negatif cari padanannya agar positif.
Anak-anak kita membutuhkan informasi tentang perilaku yang benar dan layak untuk dilakukan, karena apapun informasi yang mereka terima, apakah itu kesuksesan dalam pekerjaan, hobi, rumah, teman atau keluarga. Apa yang dipahami anak-anak adalah bagaimana cara kita tegar dan bahagia dalam hidup ini. Bukan jabatan yang kita miliki, posisis yang kita pegang atau jumlah uang yang kita miliki yang berkesan bagi anak-anak kita. Melainkan ekspresi kebahagiaan, kesuksesan dan kepuasan yang kita contohkan di hadapan mereka itulah yang menimbulkan kesan dalam diri mereka.
2. AFFIRMASI
Otak kita memproses semua informasi yang kita masukkan. Keyakinan dan harapan kita dibangun oleh pikiran dan searan yang secara teratur kita berikan kepada diri kita sendiri. Demikian halnya dengan anak-anak kita. Otak anak setiap hari bergelut dengan ribuan pikiran. Affirmasi atau pernyataan singkat sederhana yang kita ulang-ulang baik secara internat atau pun dengan suara keras, bisa secara efektif mengarahkan pikiran mereka itu kepada sebuah tujuan tertentu.
Bagi seorang anak yang masih sangat muda, orang tua bias mengutarakan affirmasi ini secara langsung kepada mereka, membantu membangun kosakata yang menguatkan mereka. Anak-anak senang mendengar pernyataan-pernyataan positif tentang kecakapan dan kemampuan mereka, khususnya jika diucapkan dengankeras oleh orang-orang yang mereka cintai dan hormati. Ketika anak semakin berkembang dan bahasanya juga semakin bertambah, mereka akan belajar menggunakan affirmasi sendiri untuk mengarahkan pikiran mereka untuk menggambarkan hasil yang diinginkan.
Misalnya, jika anak Anda khawatir dengan tes yang akan dia jalani, Anda bisa mengajarkan mereka agar mengulang pertanyaan, “Aku akan mengerjakan ujian dengan baik… Aku aka nmengerjakan ujian dengan baik… Aku akan mengerjakan ujian dengan baik”. Dengan mengucapkan pernyataan ini berkali-kali selama beberapa menit, pikirkan –seperti seekor kuda yang digiring menuju air—akan tergiring untuk memikirkan “Mengerjakan dengan baik”. Pikiran bergeser dari rasa cemas menjadi percaya diri. Affirmasi juga mampu mempengaruhi tindakan. Akibat dari stimulus positif, pikiran memberinya energi, dia mungkin akan belajar setengah jam lebih banyak sebelum tidur. Yan paling penting, dia akan mulai berpikir bagaimana “Mengerjakan soal dengan baik” dan mengharapkan yang terbaik dari pekerjaannya. Ketika anak merasa tertekan, cemas atau takut seperti yang kadang dialami orang lain, biasanya hal-hal tersebut disebabkan oleh hal-hal yang sedang mereka pikirkan. Pikiran negatif seperti “Tidak ada orang yang menyukaiku” atau “Aku akan gagal mengerjakan ujian” hampir selalu hadir dalam pikiran anak sebagai pesan auditoris, yang berarti berlawanan dengan gambaran mental. Ini menyerupai suara pengganggu dari dalam yang mengatakan “Aku akan gagal dalam ujian” atau “Tidak ada orang yang menyukaiku”. Kita bisa membantu anak-anak mengatasi keraguan atau kekhawatiran mereka juga dengan menggunakan kekuatan kata tetapi secara konstruktif Kuncinya adalah menunjukkan kepada mereka bagaimana mereka bisa mengubah kata-kata negatif di kepala mereka menjadi pernyataan verbal positif.
Cara yang bisa ditempuh dengan menggunakan pendulum (teknik induksi) atau gunakan benda lain seperti cincin yang Anda beri tali. Kemudian letakkan pendulum tersebut di depan pAndangan anak sambil membimbingnya “Tarik nafas…… tahan…… baik keluarkan perlahan…… (sebutkan namanya) kamu memiliki pikiran yang sangat luar biasa,kamu bisa memerintahkan pendulum ini untuk bergerak sesuai keinginanmu. Baik sekarang perhtikan pendulum ini, fokuskan perhatian dan pikiranmu pada pendulum ini. Baik petintahkan dia bergerak… (tunggu sampai pendulum itu bergerak dan biarkan bergerak sesaat), baik… jika pikiran kamu bisa menggerakkan pendulum sekarang hentikan… (tunggu sampai pendulum berhenti), lanjutkan dengan memberikan sebuah sugesti “Kamu sudah melihat dan merasakan bahwa pikiran kamu mampu mengendalikan benda yang ada diluar kamu, maka kamu bisa mengendalikan apa yang ada dalam diri kamu”. Lanjutkan”…… (sebutkan namanya sebab bahasa bawah sadar harus personal) sekarang kamu bisa memulainya, coba katakan “Aku bisa mengerjakan ujian”, “Aku punya banyak teman”. Apakah affirmasi harus berupa kata-kata? Yah, ternyata affirmasi tidak hanya dilakukan dengan kata-kata tetapi dapat juga dengan gambar, tulisan ataupun dengan permainan.
Tempelkan sebuah Poster di kaca kamar tidurnya yang bertuliskan, “…… (tulis nama anak Anda) MEMILIKIBANYAK TEMAN” dan dorong ia agar mengucapkan, “Aku memiliki banyak teman”. Beri kebebasan dia untuk bergaul dengan temannya, Anda akan melihat perubahan yang akan terjadi. Ia akanmulai berbicara kepada teman-temannya baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekoah. Pertemanannya akan menjelma menjadi peristiwa di sembarang tempat. Affirmasi tidak hanya diucapkan, ia juga bisa dituls pada sebuah poster atau kertas besar dan memajangnya di dinding. Mulai sekarang! Carilah spidol berwarna dan kartu atau dengan menggunakan white board di ruangan anak Anda dan menulis affirmasi hari itu di sana. Ada banyak cara yang bisa Anda gunakan untuk menjadikan affirmasi sebagai bagian dari kehidupan anak Anda. Tuliskan di kaosnya atau ubahlah sebuah lagu dengan menggunakan kata-kata affirmasi sebagai liriknya. Bukankah begitu cara iklan menancap dalam otak kita? Ucapkan affirmasi dengan keras sambil melompat-lompat, buat permainan ular tangga dengan affirmasi positif sebagai tangga dan pikiran negatif sebagai ular. Kemungkinannya sangat luas dan tidak terbatas!
Beberapa affirmasi yang bisa Anda dan anak Anda gunakan :
• Aku punya banyak teman
• Aku adalah seorang sahabat yang baik bagi diriku sendiri, aku bermain dengan baik bersama yang lain
• Aku adalah olahragawan yang baik
• Aku orang yang bermanfaat
• Aku orang yang penuh kasih sayang
• Aku seorang pendengar yang baik
• Aku mengajukan pertanyaan yang baik
• Aku memiliki banyak ide cemerlang
• Imajinasiku sangat menakjubkan
• Aku memiliki pikiran hebat
• Aku sangat kreatif
• Aku bisa melakukan segala hal yang aku pikirkan
• Aku percaya diri
• AKU BISA MELAKUKANNYA
• Aku yakin dengan diriku sendiri
• Aku bisa… berlari dengan cepat, membaca dengan baik dll.
• Aku mampu naik sepeda dengan baik, menjalin pertemanan, mengerjakan matematika dll.
• AKU ORANG YANG BERUNTUNG
• Setiap masalah pasti ada solusinya
• Aku selalu berada di suatu tempat pada saat waktu yang tepat
• AKU MERASA BAHAGIA
• Aku selalu menentukan pilihan yang baik
• Sepanjang waktu aku selalu mengalami peristiwa-peristiwa menyenangkan
• Aku bisa menjadi apapun yang aku inginkan
• AKU BAHAGIA MENJADI DIRIKU SENDIRI
• Orang merasa bahagia ketika mereka bertemu denganku
• Aku mencintai hidupku dan memiliki banyak hari istimewa
• AKU SELALU MELAKUKAN YANG TERBAIK
• Aku unik dan spesial
• Aku sehat dan kuat
• Aku memiliki bentuk yang menawan
• Tubuhku adalah mitra terbaikku
• AKU MERASA SANGAT BAHAGIA
• Hari demi hari aku semakin baik
• Aku merasa tenang dan santai (ketika anak sedang kecewa dan sedih)
Adalah penting mengingatkan anak-anak bahwa affirmasi bisa diucapkan dengan keras atau pun dengan lirih dalam pikiran mereka. Demikian juga setiap kata dalam affirmasi bisa diberi penekanan dengan cara yang berbeda-beda sehingga sebagian kata lebih lunak sedang yang lain diulangi dengan lebih bersemangat. Mengucapkan dengan menyarankan affirmasi yang cocok untuk anak Anda, pada akhirnya mereka akan memutuskan manakah yang dirasa “paling tepat”. Seringkali perubahan satu atau dua kata atau perubahan tata bahasa membuat affirmasi semakin lebih kuat dan efektif bagi mereka. Penyesuaian itu cenderung terjadi secara natural ketika mereka mengulangi affirmasi itu beberapa kali.
Apapun affirmasi yang telah dipilih anak Anda cari kesempatan untuk mengulan-ulang affirmasi itu untuk mereka “Kamu adalah seorang perenang yang baik, …… (sebutkan namanya)”. Atau ketika berbicara kepada orang dewasa lainnya dan …… (sebutka namanya) ada disitu, Anda bisa mengatkan “…… (sebutkan namanya) adalah seorang perenang hebat”. Ini membantu menguatkan kesan yang diinginkan dalam pikiran anak.
Catatan selanjutnya hindari memberi label anak Anda dengan “anak yang selalu mendatangkan masalah” atau mengulang kalimat semisal “kamu selalu saja nakal” atau pertanyaan-pertanyaan lain yang membatasi mereka. Label-label akan mendorong perilaku yang sebenarnya berusaha Anda hindari.
Tentu saja, pastikan Anda membiarkan anak Anda mendengar Anda menggunakan affirmasi dalam berbagai situasi dalam hidup Anda. Bimbing mereka dengan contoh, penggunaan secara teratur akan menilhami anak Anda untuk melakukan hal yang sama, khususnya ketika mereka masih kecil dan cenderung meniru seluruh perilaku Anda. Dan pada saat mengalami tekanan atau ketika anak Anda sedang dihadapkan pada sebuah tantangan, ingatkan “Bisakah kamu menggunakan salah satu affirmasimu” atau “Affirmasi apa yang bisa kamu gunakan untuk situasi ini?” Hargai anak Anda ketika di menggunakan sebuah affirmasi. “Aku senang kamu membuat pikiranmu bekerja dengan baik, …… (sebutkan namanya)”. Dan ketika affirmasi mulai bekerja, pasti akan bekerja pastikan Anda memberi ucapan selamat atas peristiwa itu. “Affirmasi itu benar-benar bekerja untukmu…… (sebutka namanya) selamat!”.
Teknik affirmasi memberi anak Anda sebuah perangkat sederhana namun kuat yang bisa mereka gunakan sepanjang hidupnya. Melalui latihan mereka akan mengembangkan kebiasaan mental bagaimana menggunakan affirmasi dalam semua situasi yang membawa kepada sikap positif, harapan dan kepercayaan diri.
3. VISUALISASI
Teknik visualisasi adalah teknik sederhana yaitu dengan menciptakan sebuah gambaran dalam pikiran bahwa Anda sedang memiliki atau melakukan apa yang Anda inginkan. Visualisasi adalah teknik yang menarik bagi anak-anak karena teknik ini memanfaatkan imajinasi aktif yang telah dimiliki, memberi mereka sebuah saluran untuk menggunakan imajinasi mereka secara positif. Pakah itu lulus dalam ujian atau memiliki teman baru, teknik ini bisa digunakan dan akan membuahkan hasil menakjubkan.
Untuk membuktikan bahwa visualisasi bekerja dengan baik, Anda dapat melakukan uji sugestivitas pada anak Anda dengan membacakan cerita tentang lemon di dalam kulkas pada latihan Anda sebelumnya. Anak secara natural memiliki fantasi, impian dan memproyeksikan dirinya ke dalam situasi yang tidakdiketahui. Seorang anak misalnya yang sedang mengucapkan sebuah kisah pura-pura akan menetapkan semua batasan realitas, menggiringnya kepada imajinasi dan alur cerita paling fantastik. Imajinasi dalam diri anak sangat berkembang dan mereka memanfaatkan setiap kesempatan untuk berimajinasi. Karenanya memperkenalkan konsep visualisasi sangatlah mudah. Bukankah ini sekedar mengajarkan apa yang perlu dikerjakan, mengarahkan imajinasi mereka yang sebelumnya telah berkembang ke dalam sebuah penggambaran hasil yang positif? Anda bisa dengan mudah memperlihatkan kepada anak Anda bagaimana efektifnya pikiran menerima apapun gambaran yang kita berikan.
Disini ada permainan yang bisa Anda lakukan bersama dengan anak Anda untuk memperlihatkan betapa sebuah imajinasi bisa meningkatkan prestasi mereka. Ajak anak Anda berdiri sambil memgang mainannya di hadapan sebuah garis. Kemudian dia melompat sejauh yang dia bisa untuk melihat seberapa jauh dia bisa melompat. Tandai tempat di mana ia jatuh. Sekarang jelaskan bahwa Anda sedang mencoba sebuah kekuatan magis! Ajak anak Anda boleh dengan mata terbuka atau tertutup membayangkan dia sedang melompat lagi hanya saja kali ini dia melompat lebih jauh. Biarkan dia membayangkan dalam pikirannya tAnda yang Anda buat di mana dia jatuh. Kemudian dalam lompatan imajinatif-nya ini dia berhasil jatuh jauh melampaui lompatan riil yang telah dia lakukan. Setelah itu suruh dia melakukan lompatan secara nyata. Jelas lompatan kedua akan lebih jauh. Ini sungguh magis!
Tujuan permainan ini untuk menunjukkan kepada anak Anda bagaimana imajinasi bisa membantunya mewujudkan hal-hal positif. Anak Anda akan dengan cepat memahami hubungan antara peningkatan prestasinya dalam permainan kecil ini dan tantangannya di masa depan. Setiap kali anak Anda dihadapkan pada sebuah tujuan baru dia akan ingat dengan pengalaman bagaimana dia menggunakan teknik visualisasi dengan sukses di masa lalu. Sebuah kesuksesan dibangun di atas perasaan adanya kemampuan dan kekuatan untuk melakukannya.
Ada sebuah eksperimen terkenal yang dilakukan oleh psikolog Alan Richardson di mana sekelompok siswa pemain bola basket dibagi menjadi tiga kelompok. Kemampuan mereka dalam bermain basket diuji dan skor setiap kelompok di catat. Kelompok pertama diperintahkan agar datang ke tempat latihan setiap hari selama satu bulan untuk latihan shooting. Kelompok kedua diinstruksikan agar melakukan teknik latihan yang sama sekali berbeda. Mereka tidak menjejakkan kaki di tempat latihan namun mereka tetap di asrama dan secara mental membayangkan sedang berlatih di tempat latihan. Selama setengah jam setiap hari mereka “menyaksikan” diri mereka melakukan shooting dan mendapat angka dan kemampuan mereka meningkat secara dramatis. Mereka terus melakukan “latihan” imajiner ini setiap hari. Setelah satu bulan, ketiga kelompok itu diuji lagi.
Kelompok pertama (mereka yang berlatih shooting setiap hari) menujukkan peningkatan 24 persen dalam perolehan skor. Kelompok kedua (mereka yang tidak berlatih sama sekali) tidak menunjukkan peningkatan. Dan kelompok ketiga –yang hanya berlatih dalam pikiran mereka—sams-sama mengalami peningkatan persis kelompok yang berlatih secara nyata.
Implikasi dari eksperimen ini mengejutkan kita dan anak-anak kita. Visualisasi memberi anak kita sebuah perangkat untuk mengarahkan pikiran mereka untuk mencapai hasil positif dan sangat nyata. Bukan hanya itu, teknik ini bisa dilakukan kapanpun dan di manapun.
Setipa malam sebelum Anda tidur Anda bisa “melukis sebuah imajinasi” dalam pikiran anak Anda dengan mengajak mereka menutup mata sementara Anda menceritakan sebuah kisah tentang dirinya. Anda bia memilih situasi yang berbeda setiap malam. Ini bisa menjadi pengalaman harian. Misalnya menceritakan permainan di tempat bermain atau sesuatu yang khusus yang Anda harap terjadi sebentar lagi seperti mulai masuk sekolah atau menikmati hari libur.
Cobalah untuk “melukis” dengan sebanyak melibatkan perasaan, menggunakan warna, suara, rasa, bau dsb. Tentu saja penekanannya adalah betapa sukses anak Anda menghadapi sebuah situasi. Ada banyak waktu yang dimiliki anak Anda untuk mempraktekkan teknik visualisasi. Ketika duduk di ruang resepsi dokter bepergian dengan mobil, ada banyak kesempatan untuk melibatkan anak Anda pada metode ini. Dengan metode yang sederhana danmudah ini anak Anda akan mempelajari teknik baru dan hebat untuk mengatasi situasi yang berbeda-beda.
Ada dua poin yang perlu diingat ketika menggunakan teknik visualisasi. Pertama selalu visualisasikan situasi seperti peristiwa yang sesungguhnya. Visualisasi bukan sekedar ekspresi keinginan atas sesuatu yang Anda harap akan Anda lakukan dimasa mendatang. Visualisasi adalah Anda menciptakan imajinasi dalam pikiran Anda, menggunakan imajinasi tersebut melihat dan merasakan diri Anda melakukannya sekarang.
Kedua libatkan perasaan dan emosi ke dalam Imajinasi Anda. Biarkan diri Anda berjalan benar-benar menyatukan diri Anda ke dalam imajinasi pura-pura itu. Satu bagian pikiran Anda tentu saja akan tahu bahwa ini tidak nyata dan sebatas imajinasi, tetapi bagian pikiran Anda yang lain untuk sesaat mengesampingkan ketidakpercayaan ini dan benar-benar terlibat di dalamnya. Semakin imajinasi tersebut diulang dengan cara ini semakin dalam ia akan merasuk. Akhirnya ia menjadi blueprint bagi terjadinya peristiwa dan kondisi itu.
4. PENGHARGAAN
Dalam kehidupan kita yang sibuk kadan kita hanya sempat memperhatikan anak-anak kita ketika mereka melakukan perbuatan yang menyimpang. Kita selalu hadir dan kita ingin mereka mengetahui kehadiran kita hanya di saat mereka nakal, melakukan kesalahan, memiliki nilai raport yang buruk, membuat banyak keributan atau bertengkar dengan temannya. Semestinya kita juga menghargai perilaku-perilaku positif mereka. Tidak hanya sekedar memuji perilaku mereka yang baik. Kita perlu menghargai kualitas konstruktif anak kita karena mereka telah memilih untuk menjadi diri mereka sendiri.
Anak-anak secara natural bersikap positif dan optimis terhadap diri mereka sendiri, tetapi kritik atau cercaan dari orang tua, guru atau teman bisa membuat mereka bahkan seorang anak kecil meragukan kemampuan diri mereka sendiri. Setiap hari anak-anak meraih kesuksesan yang tak terhitung jumlahnya sebab itu mari kita luangkan waktu untukmengakui dan menghargai kesuksesan yang mereka raih. Tapi dengan satu syarat sertakan ketulusan dalam setiap pujian kita berikan.
Penghargaan dan pujian adalah teknik yang membantu anak-anak merasa berharga dan spesial. Kita melakukannya dengan memperhatikan bidang-bidang di mana mereka berhasil meraih sukses baik saat ini maupun sebelumnya. Mengingatkan anak tentang prestasi mereka akan meningkatkan kepercayaan diir dan menguatkan kembali harga diri mereka. Ini menciptakan getaran kesuksesn dan kepercayaan diri terhadap hidup mereka dan mengilhami mereka menghadapi tantangan-tantangan baru dengan penuh semangat.
Anak-anak yang dicintai secara tulus dan sering diberi penghargaan, akan merasa aman, kuat dan memiliki semangat untuk melangkah pada situasi yang tak terduga. Kreativitas, intelegensi dan emosi mereka akan berkebang. Mereka akan merasa spesial, berharga dan memiliki kepercayaan diri untuk menjelajahi tantangan yang lebih besar yang pada gilirannya rasa percaya diri tersebut memperluas perkembangan kepribadian mereka lebih lanjut.
Pengakuan dan penghargaan bisa dilakukan sebelum anak lahir danterus berlanjut mulai hari pertama anak Anda lahir hingga sepanjang hidupnya. Sambut kelahiran anak Anda di dunia, dengan mengatakan kepadanya betapa dia sangat spesial dan betap Anda mencintainya. Undanglah orang-orang yang akan memainkan peran penting dalam kehidupan anak Anda untuk membicarakn penghargaan mereka terhadap anak yang baru lahir. Hal ini akan mengundang keberkahan yang akan mendukungnya sepanjang hidup. Otak anak Anda yang masih bayi akan mengaksses dan menyimpan informasi tersebut dalam memorinya di masa-masa selanjutnya. Alam bawah sadarnya akan mengambil semua energi tersebut.
Jangan pernah menyepelekan pengaruh pikiran, perasaan dan kata-kata kita terhadap alam bawah sadar anak-anak kita. Kemampuan ini memungkinkan orang tua dan pendidik memiliki kesempatan emas untuk menanamkan perasaanberharga (self-worth) yang positif dan abadi dalam diri anak sejak usia yang sangat dini. Pada tahap awal perkembangannya, kita bisa memberi anak kita perasaan berharga dan kemunikan yang dengan begitu akan membantunya membangun sebuah self-image yang akan memungkinkan dirinya mengatasi berbagai tantangan, kegagalan maupun kritik.
Self-image anak dibentuk pada masa kehidupannya yang paling dini. Ketika anak berusia 7 atau 8 tahun, self-image itu telah terbentuk dan mapan. Seluruh gabungan keyakinan dan asumsi tentang dirinya telah terinternalisasi ketika dia menginterpretasikan dan bereaksi terhadap lingkungan yang selalu berubah. Self-image anak akan terus mengalami fluktuasi, pasang surut, tetapi lAndasannya telah mapan sejak usia dini.
Keempat metode tersebtu sangat ampuh untuk membangun kepribadian anak membangun masa depan anak dan mempersiapkan generasi yang berkualitas sebagaimana fitrah manusia sebagai “khalifah”. Bahkan yang lebih menarik ternyata metode membangun mindset tidak hanya berguna untuk anak, tetapi juga untuk orang tua. Kami menerapkan metodi ini dalam pelatihan ang kami sebut Success of Spirit 1650 (SS1650) Rahasia Kesuksesan dengan Menyelaraskan Diri dengan Frekuensi Ilahiyah dan banyak merubah mindset seseorang dan merancang ulang arti sukses dan bagaimana meraihnya dengan lebih mudah.

INDUKSI TERBALIK/SLEEPING HYPNOSIS
Jika biasanya hipnosis merubha gelombang otak dari Beta menuju Alpha dan Theta, tetapi pada seleeping hypnosis justru kebalikannya. Pada sleeping hypnosis kondisinya dibalik dari kondisi Delta menjadi Theta dan Alpha. Induksi terbalik sebenarnya sangat sering dilakukan ole orang tua terhadap anaknya. Teknik induksi terbalik merupakan penggunaan induksi pada klien yang tertidur (Delta).
Penggunaan induksi terbalik sangat cocok dipakai untuk memasukkan sugesti pada anak-anak yang belum terlalu mengerti bahasa percakapan yang rumit atau untuk membangunkan klien yang tertidur setelahtrance. Sesuai denganteori gelombang otak yang telah dibahas di bab lain artikel ini, sebenarnya saat proses menuju tidur pasti gelombang otak manusia merambat turun dari Beta melewati Alpha dan Theta ketika menuju Delta hanya saja mungkin terlewati sangat cepat hingga kurang kita sadari prosesnya. Saat terbangun tidur, gelombang otak manusia juga merambat naik dari Delta, Theta, Alpha barulah mencapai Beta.
Prinsip Induksi terbalik hampir sama seperti membangunkan seseorang dari tidurnya tetapi kita usahakan agar klien tetap berada di Alpha/Theta selama mungkin atau secukupnya sampai sugesti kita diterima dan dipahami oleh klien dengan membangun rapport.
Untuk menjamin terjadinya rapport Anda harus bisa menaikkan gelombang otak klien menuju Theta/Alpha (gunakan trance level test) dengan cara memberikan sedikit “gangguan” kepada klien. Jenis tindakan untuk menaikkan gelombang klien antara lain :
a. Tiupan lembut di kelopak mata klien. Perhatikan setelah tiupan jika kelopak mata klien berkedip-kedip ringan berarti Anda bisa mulai menjalin komunikasi dengan klien.
b. Menepuk-nepuk bagian tubuh tertentu dari klien (biasanya kaki). Pikiran bawah sadar klien umumnya terbiasa dengan tepukan lembut yang diingat sebagai tepukan seorang ibu saat menidurkan anaknya sehingga tepukan tersebut disadari klien sebagai sarana untuk tertidur lebih nyenyak tanpa terasa terganggu.
c. Mengajak komunikasi klien secara langsung. Gunakanbahasa yang tegas dan jelas. Cara ini adalah cara yang paling jarang digunakan tetapi terkadang ada sebagian klien ang justru lebih menerima dan merespon teknik ini daripada penggunaan teknik yang lain. Teknik ini biasanya digunakan kepada klien yang berbicara ditengah tidurnya (ngelindur) kalau klien bisa merespon kalimat kita berarti sugesti bisa segera ditanamkan.
Selain cara di atas juga perlu diketahui bahwa tidak semua klien bisa dengan mudah menerma induksi terbalik. Misalkan klien yang sehari-hari jarang tidur nyenyak karena sering diganggu saat tertidur bisa memberikan respon negatif atau bahkan kasar (tendangan, pukulan dll.) secara spontan saat merasa ketenangan tidurnya terganggu. Gunakanlah kalimat yang mendukung istirahat klien, contoh :
Tidurlah sangat lelap, semakin lelap. Anda tertidur lebih lelap dengan tetap mendengarkan suara saya, semakin jelas suara saya maka tidur yang Anda rasakan semakin nyenyak Anda tetap bisa mendengar suara saya dalam tidur nyenyak Anda. Apakah Anda masih mendengar suara saya?
Tunggu respon dari klien (biasanya berupa anggukan). Jika belum mendapatkan respon dari klien Anda ulangi lagi memberikan gangguan kepada klien. Gangguan yang terlalu sering dan terlalu kerasa mungkin malah membangunkan klien. Jika rapport sudah terjalin, segeralah masukkan sugesti yang singkat dan mintalah persetujuan klien. Sebagai contoh :
Mulai sekarang dan seterusnya, demi kesehatan Anda, Anda berolah rag dengan rutin dan penuh semangat. Setuju? (tunggu respon klien) Baiklah berarti mulai sekarang dan seterusnya, demi kesehatan Anda, Anda berolah raga dengan rutin dan penuh semangat
Setelah sugesti kita masukkan maka tahap selanjutnya adalah terminasi. Anda bisa membiarkan klien kembali melanjutkan tidurnya dengan mengatakan :
Sekarang Anda lanjutkan tidur Anda, semakin lelap, semakin lelap
Sebaiknya klien yang tadinya dalam keadaan tidur normal dikembalikan kepada tidur normal atau sesuai dengan kesepakatan Anda dan klien sebelumnya.
Namun ternyata walaupun banyak yang sukses menjalankan sleeping hypnosis yang gagal juga banyak. Hasilnya hanya bertahan beberapa hari saja. Tidak sampai seminggu setelah itu anak kembali pada kebiasaannya semula. Apakah Anda pernah mengalami hal semacam itu? Ya, banyak sekali keluhan dari para orang tua semacam itu. Mereka yang mengeluhkan anaknya tidak suka makan sayur, mengompol saat tidur malam, tidak suka minum air, suka mengigit kuku, overaktif dan lain sebagainya. Mereka gagal menerapkan sleeping hypnosis. Apakah sleeping hypnosis tidak bekerja dengan sempurna?
Agar hypnosleep bekerja dengan sempurna ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi. Inilah prasyarat utama yang harus dipenuhi ketika melakukan sleeping hypnosis :
1. Langkah awal adalah membuat sugesti yang akan Anda sampaikan secara tertulis, agar kita tidak berpikir menyusun kalimat saat melakukan sleeping hypnosis. Hendaknya pendek, singkat dan jelas. Perhatikan juga pemakaian kata yang tepat. Intinya adalah mengatakan apa yang kita inginkan dengan kalimat positif BUKAN mengatakan apa yang tidak kita inginkan.
2. Amati jumlah tarikan nafas subjek. Hendaknya 6-8 tarikan nafas per menit, ini untuk menjamin bahwa subjek tertidur pulas. Yang paling ideal adalah 6-7 tarikan napas per menit.
3. Dekati subyek dengan lembut untuk melakukan by pass terhadap pikiran kritisnya. Goyang tubuh subjek dengan memegang dagunya. Goyangkan sedikit ke kiri dan kanan sambil mengucapkan kalimat berikut dengan mantap disertai naga suara rendah dan datar “Ini……. (nama Anda atau mama atau papa) yang bicara. Kamu bisa dengar……. (saya, mama, papa) namun tetap tutup mata! Kamu bisa dengar……. (saya, mama, papa) namun tetap tutup mata! Kamu bisa dengar……. (saya, mama, papa) namun tetap tutup mata!”.
4. Jika subjek tertidur sangat lelap kalimat di atas mungkin perlu diulangi beberapa kali sehingga bisa menembus level pikiran bawah sadarnya. Lanjutkan “jika kamu dengar gerakan jarit telunjuk/ibu jari yang saya sentuh. Jika kamu dengar gerakkan jari telunjuk yang saya sentuh. Kamu bisa dengar……. (saya, mama, papa) namun tetap tutup mata!”.
5. Setelah itu bacakan sugesti yang telah Anda susun tadi 3 atau 4 kali untuk memastikan samai ke bawah sadarnya.
6. Lalu tutup dengan kalimat berikut “kalau saya berhenti bicara maka kamu akan kembali tidur nyenyak seperti tadi. Kamu tidak akan mengingat apa yang baru saya sampaikan tapi kamu merasakkan suatu perubahan dalam dirimu ketika bangun akan semakin sangat segar. Sekarang tidurlah kembali dengan sangat nyenyak!”.
7. Keesokan hari dan seterusnya berlakukah seperti telah terjadi perubahan. Jika belum melihat perubahan nyata secara janganlah gusar dan berpikiran negatif. Biarkan proses perubahan terjadi di dalam lebih dahulu. Bila perlu Anda ulangi sleeping hypnosis lagi pada malam harinya.
8. Untuk mempercepat proses perubahan siapkan lingkungan yang kondusif. Jika sugestinya anak akan suka belajar maka Anda tunjukkan dengan contoh bahwa Anda juga suka belajar dankatakan singkat saja pada anak bahwa belajar itu menyenangkan.
9. Ketika ia mulai menunjukkan perubahan jangan disabotase dengan kata-kata “”Kok tumben ya sekarang suka belajar?” atau kata-kata semacam itu. Sebaliknya dukung dengan kalimat “Bagus makin hari belajar itu makin menyenangkan ya?”.
10. Tetap jaga pikiran Anda agar positif. Jangan mulai berpikir “Iihhh kok belum terjadi perubahan sih. Dasar anak bandel, susah banget sih jadi baik?”.
11. Untuk setiap kasus yang Anda sugestikan beri waktu sampai terjadi perubahan baru beralih ke kasus yang lain.
Setelah membaca langkah detail di atas sekarang kita tahu bahwa sleeping hypnosis bukan jalan pintas satu-satunya. Ada prasyarat lain yang harus kita lakukan secara sadar dalam situasi sehari-hari untuk mendukung sugesti yang telah dimasukkan. Hal ini dimaksudkan agar pikiran bawah sadar subjek bisa diyakinkan untuk berubah.
Dan ingatlah bahwa perubahan bisa terjadi dengan beberapa kemungkinan. Bisa langsung terjadi seketika, bisa secara bertahap dan bisa juga tidak terjadi apapun namun setelah beberapa minggu terjadi lompatan perilaku seperti yang kita harapkan. Bagaimanapun tetaplah yakin bahwa yang terjadi pada diri subjek adalah yang terbaik.
PILLOW TALK/CERITA SEBELUM TIDUR
Teknik hipnosis yang cocok untuk anak-anak lainnya adalah dengan melakukan pillow talk yaitu dengan membacakan cerita kepada anak-anak sebelum tidur. Materi cerita tentunya diambilkan yang mampu membangunkan karakter anak atau sesuai dengan karakter yang ingin kita tanamkan pada diri anak kita.
Saya biasanya menceritakan orang-orang sukses bagaimana mereka merintisnya. Tokoh yang sering saya ceritakan seperti Adam Khoo dari singapura, Anthony Robbis dari Amerika, Ade W. Gunawan dari Indonesia. Juga tokoh-tokoh lain untuk menginspirasi anak-anak menetapkan tujuan hidupnyaini sangat penting bahwa untuk membangun peta sukses anak-anak.
Meniru cetak biru orang lain dapat dilakukandengan beberapa cara diantaranya dengan memperhatikan fisiologi orang tersebut, jika kita dapat berhubungan langsung dengan cetak biru kita. Tetapi jika tidak kita dapat membaca buku biografi orng-orang sukses. Membaca buku-buku yang berisi ide-ide kreatif orang yang akan ditiru, sebab biasanya buku yang ditulis seseorang merupakan hasil perenungan ataupun pengalaman hidup penulis selama bertahun-tahun. Pengalaman-pengalaman inilah yang perlu ditanamkan pada anak-anak. Bahwa untuk sukses itu banyak contohnya dan banyak bidang sukses yang bisa ditempuh. Jadi sejak awal anak punya konsep sukses bukan hanya sekedar angka dan ranking 1, 2 dan 3 selebihnya gagal.
Apa hubungannya? Yah, hubungannya sangat kuat. Apa yang Anda ceritakan sebelum tidur aka terekam dalam pikiran bawah sadar anak. Saat tidur, otak melakukan fungsi defragment (menata ulang), secara otomatis apa yang terekam terakhir kali akan didefrag pada sektor paling awal. Sehingga jika kita sering memberikan cerita-cerita yang positif, maka begitu anak bangun aka yang sudah siap adalah program-program positif.
Kalau Anda tidak yakin, coba Anda rasakan saat Anda mau tidur dalam kondisi marah atau bahagia,perasaan apa yang Anda rasakan saat bangun tidur. Yah, Anda merasakan persis sama dengan perasaan Anda sebelum tidur. Maka luangkan sedikit waktu untuk menemani anak, berceritalah tentng satu karakter yang perlu dikembangkan dalam diri anak-anak kita.
Hindari cerita-cerita yang berbau kelicikan, seperti kancil mencuri timun atau cerita-cerita misteri. Bukannya saya tidak menghargai cerita rakyat, tetapi cerita-cerita tersebut banyak yang membuat anak menjadi seorang pemimpi tanpa ada blue print yang bisda dicontoh dalam kehidupan nyata. Anakyang tertindas selalu akan ditolong ibu peri dan nanti akan happy ending.
Coba kalau kita ceritakan Thomas Alpha Edison, Albert Einstein, Beethoven adalah orang-orang yang awalnya memiliki kekurangan, tetap justru dari kekurangannya dia dikenal diseluruh dunia. Pesan-pesan positif inilah yang perlu dimasukkan dalam cerita anak-anak bukan sekedar pembualan.
Hindari juga anak-anak terlalu larut dalam sinetron-sinetron yang melankolis, penuh kekerasan dan yang kurang masuk akal. Ingat saat berada di depan TV, anak (bahkan orang tua juga) mudah masuk dalam gelombang Alpha, sehingga karakter film tersebut akan mudah masuk dalam pikiran bawah sadar anak.
Cobalah mulai menikmati film atau acara yang membuat bahagia, membuat tersenyum bahkan membuat anak-anak dan Anda bisa tertawa lepas. Semakin sering Anda tertawa secara spontan atau lepas, semakin banyak hormon baru yang terlahir. Dengan tertawa Anda memancing energi positif dan kebahagiaan yang tiada terkira.
SELF HYPNOSIS
Setelah kita membahas bagaimana mengoptimalkan potensi anak, maka tida adil rasanya jika tidak membahas tentang bagaimana mengoptimalkan potensi diri sendiri. Sebab sebelum mencetak anak-anak luar biasa, tentunya orang tuanya harus jadi luar biaa dulu. Baiklah, self hypnosis berarti menghipnotis diri sendiri. Semua bentuk hypnosis adalah self hypnosis.
Lalu apa manfaatnya melakukan Self Hypnosis?
Baik mari kita ulas lagi sejenak tentang Pikiran Sadar dan Pikiran Bawah Sadar. Pikiran sadar adalah pikiran yang kita pahami dalam pengertian sehari-hari, yaitu perangkat yang kita pergunakan untuk berpikir logis dan rasional.sedangkan pikiran bawah sadar adalah kumpulan dan pengalaman, pengertian, pemahaman, juga belief system dan self image kita, mirip dengan data yang terdapat di harddisk komputer, hasil penyerapan mulai kita dilahirkan sampai dengan hari ini.
Dari kedua jenis pikiran itu ternyata pikiran bawah sadar memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perilaku kita, jauh ebih besar dibandingkan dengan pengaruh dari pikiran sadar. Sebuah buku psikologi populer bahkan menyebutkan bahwa kontribusi pikiran bawah sadar terhadap perilaku kita adalah sebesar 88% dan sisanya sebesar 12% adalah kontribusi pikiran sadar.
Nah bayangkan saja, jika kita memiliki banyak data yang “tidak memberdayakan” di pikiran bawah sadar kita. Apa yang akan terjadi? Bahkan pengertian rasional pun tidak akan dapat membantu kita! Bahkan pikiran inilah yang sering melakukan sabotase terhadap beberapa usaha kita untuk melakukan perubahan.
Betapa kita memahami bahwa belajar rajin dan kerja keras adalah salah satu kunci keberhasilan, tetapi mengapa seringkali kita kehilangan motivasi untuk melakukannya? Ya, ini karena pikiran bawah sadar mungkin menyimpan pola-pola yang menghambat motivasi.
Masih banyak lagi contoh “kerugian” yang ditimbulkan oleh pikiran bawah sadar, antara lain : phobia, traumatik, juga berbagai penyakit fisik yang dipicu oleh aspek psikologis yang disebut dengan “Psychosomatic Illness”, contohnya adalah : penyakit ashma, gangguan tekanan darah, alergi dsb.
Lalu apa hubungan dengan Self Hypnosis?
Self Hypnosis adalah suatu metode untuk “memasuki” pikiran bawah sadar, sehingga kita dapat melakukan “pemrograman ulang” terhadap pikiran bawah sadar kita, dan juga “pembersihan data”, sehingga yang tersisa hanyalah hal-hal yang benar-benar “memberdaakan” diri kita. Dengan Self Hypnosis kita memiliki kesempatan untuk “membentuk ulang” diri kita!
Prinsip Dasar Self Hypnosis
Prinsip dasar dan Self Hypnosis adalah “berbicara” dan “memberikan instruksi” kepada diri kita sendiri. Yang dimaksud dengan “diri kita sendiri” dalam hal ini adalah “pikiran bawah sadar”. Selanjutnya diharpakan jika pikiran bawah sadar sudah memahami apa yang kita “Instruksikan”, maka pikiran bawah sadar ini akan mempengaruhi tindakan kita di kehidupan sehari-hari, mengingat kontribusi dan pikiran bawah sadar sangat dominan, yaitu 88%.
Bagaimana ya caranya “berbicara” atau “memberikan instruksi” kepada pikiran bawah sadar?
Pikiran bawah sadar memiliki “gerbang” dan juga memiliki “bahasa” tersendiri.oleh karena itu jika kita memiliki kemampuan untuk “membuka” gerbang ini dan juga kita mampu berkomunikasi dengan “bahasa” yang dipahami oleh pikiran bawah sadar maka kita pun dapat melakukan pemrograman diri sendiri seperti yang telah dijelaskan di awal (lihat kembali pembahasan masalah suggestion).
Jadi prinsip dasar dan Self Hypnosis adalah :
• Membuka gerbang pikiran bawah sadar.
• Berbicara dengan pikiran bawah sadar sesuai dengan “bahasa” yang di pahaminya.
Dari uraian di atas, maka selanjutnya kita akan mulai berlatih untuk “membuka” gerbang pikiran bawah sadar, akan tetapi sebelumnya kita akan berlatih untuk berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar terlebih dahulu. Selanjutnya, kita juga akan mempelajari “pola bahasa” pikiran bawah sadar, serta elemen-elemen lain yang dapat memperkuat pengertian dan pikiran bawah sadar.
Latihan untuk berkomunikasi dengan Pikiran Bawah Sadar
Sebelum kita benar-benar membuka gerbang pikiran bawah sadar,maka marilah kita berlatih terlebih dahulu untuk berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar. Teknik yang kita pergunakan adalah dengan “menyuruh” pikiran bawah sadar kita untuk melakukan hal-hal tidak normal, dimana jika pikiran bawah sadar kita sudah “mendengarkan” kita, maka hal-hal yang “tidak normal” pun dapat dilakukannya dengan mudah.
Latihan 1 – Mengunci Mata
Mari kita tutup mata kita, lalu sekitar 5 detik kemudian kita buka kembali mata kita, tentu kita dapat melakukannya dengan mudah bukan.Nah, sekarang mari kita minta pikiran bawah sadar kita untuk “mengunci” mata kita, sampai kita benar-benar kesulitan bahkan tidak mampu membuka mata!
Ikuti langkah-langkah berikut ini :
• Tutup mata, fokus merasakan nafas selama 10 detik
• Majinasikan bahwa kita sedang berbicara dengan pribadi kita yang lain, yaitu pikiran bawah sadar, lalu katakan (dalam hati) :
“Saya perintahkan agar mata saya terkunci dengan sangat kuat… (sambil kita bayangkan ada lem ang sangat kuat melumuri mata kita)… sasngat rapat sangat kuat… bahkan semakin saya mencoba untuk membuka… makin kuat saya mencoba, maka mata saya justru semakin terkunci lebih kuat lagi…”
Lalu katakan (dalam hati) secara berulang-ulang tanpa jeda :
“Mata saya terkunci… mata saya terkunci… mata saya terkunci”
• Dan sambil terus mengatakan “mata saya terkunci”, kita boleh mulaimencoba untuk membuka mata kita. Jika mata kita terasa terkunci, maka artinya kita sudah berhasil untuk memberikan perintah kepada pikiran bawah sadar. Sebaliknya jika mata kita masih dapat dibuka dengan mudah, maka apa yang kita katakan belum dapat “menembus” pikiran bawah sadar.
• Jika mata kita terkunci, maka cara menormalkannya juga menggunakan cara yang sama, yaitu dengan memberikan instruksi sebaliknya kepada pikran bawah sadar. Misalkan dengan mengatakan :
“Mata… kamu sya perintahkan agar normal kembali dan dapat dengan mudah saya buka”
Latihan 2 – Melemaskan Tubuh
Latihan ini ditujukan untuk membuat tubuh kita rileks total, sehingga benar-benar tidak dapat kita gerakkan sedikitpun juga. Nah, sekarang mari kita minta pikiran bawah sadar kita untuk membuat kita memasuki relaksasi fisik total, karena ketika fisik kita benar-benar rileks total, maka saat itulah gerbang pikiran bawah sadar mulai “terbuka”.
Ikuti langkah-langkah berikut ini :
• Tutup mata,fokus merasakan nafas selam 10 detik.
• Imajinasikan bahwa kita sedang berbicara dengan pribadi kita yang lain, yaitu pikiran bawah sadar,lalu katakan (dalam hati) :
“Saya perintahkan agar tubuh saya dari mulai ujung kepala sampai dengan ujung kaki… memasuki relaksasi total…” (Kita tambahkan dengan imajinasi seakan-akan ada getaran energi yang merambat dengan halus dari ujung kepala ke ujung kaki).
“Mata saya sangat rileks, leher saya sangat rileks… tangan & kaki saya sangat rileks… bahkan pikiran saya juga sangat rileks…”
(Kita tambahkan imajinasi seakan-akan seluruh tulang-tulang kita lepas, sehingga tubuh kita benar-benar lemas tanpa daya).
Lalu katakan (dalam hati) secara berulang-ulang tanpa jeda :
“Tubuh saya lemas… tubuh saya rileks…”
• Dan sambil terus mengatakan “Tubuh saya lemas… tubuh saya rileks”, kita boleh mulai mencoba untuk menggerakkan tubuh kita. Jika tubuh kita benar-benar diam sempurna, maka artinya kita sudah berhasiluntuk memberikan perintahkepada pikiran bawah sadar. Sebaliknya jika tubuh kita masih dapat digerakkan dengan mudah, maka apa yang kita katakan belum dapat “menembus” pikiran bawah sadar.
• Jika tubuh kita sudah benar-benar lemas, maka cara menormalkannya juga menggunakan cara yang sama, yaitu dengan memberikan instruksi sebaliknya kepada pikiran bawah sadar. Misalkan dengan mengatakan :
“Mata, tangan, kaki dan tubuh… kamu saya perintahkan agar normal kembali dan dapat dengan mudah saya buka”
Kedua latihan di atas harus benar-benar dilatih sampai Anda dapat dengan mudah melakukannya.
Latihan Relaksasi
Selanjutnya kita akanmemasuki latihan relaksasi yang lebih serius, di mana latihan ini adalah bagian dan Self Hypnosis yang akan kita lakukan, tepatnya bagian awal dan Self Hypnosis.
Secara utuh Self Hypnosis akan terdiri dari 3 bagian utama, yaitu :
• Relaksasi
• Pemroraman diri
• Pengakhiran
1. Relaksasi
Silakan duduk bersAndar di tempat yang nyaman, misakan di sofa lakukan secara pribadi dengan kondisi lingkungan yang tenag, matikan handphone Anda! Niatkan untuk menghentikan seluruh aktivitas dalam beberapa menit.
Letakkan tangan secara bebas di atas paha danbiarkan kaki Anda lepas bebas pula.
• Awal
Pejamkan mata,awasi nafas, berikan perhatian saat menarik dan menghembuskan nafas. Ucapkan dalam hati :
“Saya berniat untuk memasuki relaksasi… melepaskan segalanya mengistirahatkan tubuh dan pikiran saya”
“Setiap tarikan dan hembusan nafas saya membuat saya memasuki relaksasi yang lebih dalam… lebih lepas”
• Relaksasi Mata
“Mata aku perintahkan kamu menjadi sangat santai… sangat rileks dan sangat malas, sedemikian malasnya… sehingga kamu tidak mau membuka walaupun kamu berkeinginan untuk membuka bahkan untuk bergerakpun kamu sedemikian malasnya”
(Baca Script ini berulang-ulang, sampai Anda merasakan bahwa mata Anda sudah sangat sangat santai). Lalu coba Anda buka, bila mana sudah terasa berat atau tidak mau terbuka, maka lanjutkan dengan Script berikut ini.
• Relaksasi leher
“Leher kamu aku perintahkan menjadi sangat santai, malas dan lemas Sehingga aku sama sekali tidak dapat menggerakkanmu Leher kamu sangat malas dan lemas, bahkan kau sama sekali tidak berkeinginan untuk bergerak sedikitpun juga walaupun aku berusaha menggerakkanmu”
(Baca Script ini berulang-ulang sampai Anda mersakan bahwa leher Anda sudah sangat sangat santai dan malas untuk bergerak). Lalu coba Anda gerakkan tangan dan jari-jari Anda bila mana sudah terasa malas dan tidak mau bergerak sama sekali, maka lanjutkan dengan Script Relaksasi berikutnya.
• Relaksasi Kaki
“Wahai kedua belah kaki dan telapak kaki… kamu saya perintahkan untuk memasuki relaksasi total, sehingga saat ini juga kau menjadi sangat malas, lemas dan tidak berkeinginan sama sekali untuk bergerak, walaupun aku mencoba untuk menggerakkanmu…”
(Baca Script ini berulang-ulang sampai Anda merasakan bahwa kaki Anda sudah sangat sangat santai dan malas untuk bergerak). Lalu coba Anda gerakkan kaki Anda bila mana sudah terasa malas dan tidak mau bergerak sama sekali, maka lanjutkan dengan Script Relaksasi berikutnya.
• Pendalaman
“Saya akan menghitung mundur dari 25 ke 1 bersama hembusan nafas saya dan setiap kali saya menghitung saya akan merasakan kenyamanan dan ketenangan yang lebih dalam dari sebelumnya” (Lakukan hitungan mundur)
2. Pemrograman diri
Pemrograman diri merupakan inti dari Self Hypnosis yang dilakukan setelah kita berada dalam kondisi rileks sempurna. Kondisi rileks sempurna adalah kondisi di mana gerbang pikiran bawah sadar mulai “terbuka” dan siap menerima program.
Apa saja yang ada dalam diri kita dapat diprogram ulang. Benar semuanya, meliputi seluruh kondisi emosional yang kita inginkan. Mulai dari ingin sehat, ingin bahagia, ingin berkelimpahan, ingin memiliki motivasi diri yang tinggi, ingin menambah rasa percaya diri dll. BahkAndalam pelatihan Success of Spirit 1650 banyak orang yang merasa terlahir kembali, karena telah berhasil membongkar mental block yang selama ini selalu melakukan sabotase dalam setiap usaha perbaikan diri, serta mampu melakukan re-programing Map of Success dengan berkoordinasi dengan pikiran bawah sadar.
Penyusunan program :
Ingat wlaupun Self Hypnosis mampu melakukan semua program perbaikan diri, namun Anda jangan serakah. Tetapkan satu macam saja tema utama, sebab sifat dari pikiran bawah sadr adalah selalu fokus, sehingga semakinjelas dan fokus program yang akan disusun hasilnya juga semakin baik.
Jadi sebaiknya Anda hanya memberikan satu jenis sugesti saja pada tiap sesi latihan agar pikiran Anda bisa merespon sugesti tersebut dengan maksimal. Anda bisa mengganti isi sugestinya saat Anda sudah merasakan keberhasilan dari penanaman isi sugesti yang pertama.
Contoh : ingin meningkatkan rasa percaya diri untuk berbicara di depan umum. Susun script yang baik sehubungan dengan tema utama ini, dengan mematuhi kaidah dasar, yaitu :
• Gunakan kalimat positif, sebutkan apa yang Anda inginkan, bukan apa yang Anda hindari.
• Gunakan kalimat Present Tense, anggap saja Anda sudah belajar dalam kondisi yang dimaksud.
• Lakukan pengulangan-pengulangan di kallimat-kalimat pokok yang berkaitan dengan tema utama.
• Pergunakan kalimat-kalimat yang dapat menggugah emosi positif, mengingat bahwa pikiran bawah sadar sangat peka dengan emosional. Saat membacakan program tersebut, tambahkan imajinasi, buatlah imajinasi ini sedemikian detail, seakan-akan Anda sudah berda dalam kondisi dimaksud, sampai dengan Anda dapat merasakan emosi positif (bahagia, bangga dsb.).
Contoh Script :
“saya adalah pribadi yang sangat istimewa… saya memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi… saya selalu tampil dengan sempurna di depan umum… saya memiliki kemampuan untuk presentasi dan berbicara di depan umum dengan sangat sempurna saya sangat bangga dan sangat bahagia karena memiliki kemampuan yang sangat luar biasa ini. Saya adalah pribadi yang sempurna… saya adalah pribadi yang penuh percaya diri… saya sangat menyukai tampil di depan umum. Berbicara di depan publik saya adalah pembicara yang hebat… presenter yang terampil… saya penuh rasa percaya diri, saya pribadi istimewa”
Dibawakan sambil berimajinasi bahwa kita tengah melakukan presentasi atau berbicara di depan publik dengan penuh rasa percaya diri.
3. Pengakhiran
Pengakhiran ini aalah bentuk terminasi dari proses Self Hypnosis. Di mana kita sendiri yang dapat mengontrol untuk kembali dalam keadaan normal kembali.
“Saya akan menghitung dari 1 sampai 5 dan pada hitungan ke-5 saya akan bangun membuka mata dalam kondisi yang sangat sega, sehat dan positifr” (Mulai lakukan penghitungan secara perlahan-lahan)
Self Hypnosis merupakan suatu teknik sederhana, yang dapat dilakukan oleh siapapun juga yang bersedia untuk meluangkan waktunya. Self Hypnosis merupakansuatu teknik sederhana untuk percepatan dalam mencapai kompetensi di bidang tertentu. Ingat, pikiran bawah sadar adalah sumber utama motivasi diri kita.
Silakan Anda mencoba, silakan Anda mengamati bahwa Anda memiliki perangkat istimewa yang tersimpan dalam diri Anda! Bahkan dengan melakukan Self Hypnosis Anda dapat dibimbing oleh pikiran sadar Anda menuju cita-cita yang Anda fokuskan dalam proses pemrograman diri.